Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Malang Minta 12 Desa Siaga Gempa Susulan

Kompas.com - 09/07/2013, 14:18 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Pascagempa berkekuatan 5,9 Skala Richter, yang menggoncang wilayah Malang, Senin (8/7/2013), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang meminta pada 12 desa di empat kecamatan, bersiaga menghadapi gempa susulan.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Malang Hafi Lutfi, Selasa (9/7/2013). "Diminta siaga, karena dikhawatirkan, gempa susulan mungkin bisa terjadi. Sehingga kesiagaan perlu ditingkatkan," jelasnya.

Selain itu, setelah melihat realitas yang terjadi, gempa sudah beberapa kali terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. "Tak salah jika kita selalu waspada," akunya.

Ke-12 desa yang harus bersiaga adalah Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan; Desa Pujiharjo, Desa Purwodadi, dan Desa Sitiarjo di Kecamatan Tirtoyudo; Desa Srigonco, Sumberbening, Bandungrejo, Kecamatan Bantur; DesaTulungrejo, Banjarejo, Purwodadi, Sumberoto, dan Mentaraman di Kecamatan Donomulyo.

Diberitakan sebelumnya, gempa mengguncang Malang, berpusat di kedalaman 10 kilometer Samudera Hindia, yang berjarak 112 kilometer tenggara Malang, 114 kilometer barat daya Lumajang, 130 kilometer barat daya Jember, atau 202 kilometer kilometer tenggara Surabaya, di kedalaman 10 kilometer.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates, Malang, perairan selatan Malang memiliki kerawanan tinggi terjadinya gempa laut yang besar. "Sebab, terdapat jalur pertemuan dari rangkaian gunung aktif di dunia atau yang disebut Cincin Api Pasifik yang terletak di sekitar 200 kilometer selatan lepas pantai Malang," jelas Adi Soepriyanto, Kepala BMKG Karangkates.

Ia menambahkan, jalur pertemuan itu berada di bawah perairan berupa persilangan dan membentang lempengan Indo Australia dan Eurasia. "Melihat kondisi itu, prediksi gempa dipastikan akan terjadi lagi," katanya serius.

Kedua lempengan, katanya, selalu bergerak aktif dan menimbulkan tumbukan yang menyebabkan penumpukan energi, dan ketika batas elastisitas lempengan terlampaui akan menimbulkan gempa bumi atau gempa laut.

"Karena itu, gempa diprediksi pasti akan terjadi dengan waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa kapan saja. Makanya, memang harus waspada," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com