Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Perusahaan Migas di Sumenep Dilempari Telur Busuk

Kompas.com - 02/07/2013, 17:02 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


SUMENEP, KOMPAS.com
- Aksi unjuk rasa yang digelar Forum Komunikasi Mahasiswa Sumenep (FKMS), Selasa (2/7/2013) di depan kantor DPRD Sumenep tidak menghasilkan jawaban yang memuaskan.

Massa pun pindah demo ke kantor PT Wira Usaha Sumekar (WUS) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumenep bidang eksplorasi migas dan perizinan ekslporasi dan eksploitasi migas.

Di kantor itu mahasiswa meminta kepada PT WUS agar membeberkan data keuangan secara transparan. Sebab sumber-sumber migas yang sudah dikuasai oleh investor asing, tidak memberikan sumbangan apapun kepada masyarakat Sumenep. Bahkan dana bagi hasil migas pun tidak masuk ke Pemkab Sumenep.

Eko Wahyudi, koordinator aksi tersebut mengatakan, PT WUS tidak pernah menyampaikan kepada publik tentang pengelolaan dana participating interest (PI), dana community development (CD), dan dana corporate social responsibilty migas (CSR). Padahal di Sumenep, ada 10 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Bahkan selain itu, ada beberapa perusahaan yang tidak mengantongi izin, bisa melakukan eksplorasi migas.

"Kami melihat ada yang tidak beres di tubuh PT WUS. Ini terbukti hari ini ketika kami datang baik-baik, kantornya tutup dan pegawainya lari entah kemana," terang Eko.

Tutupnya kantor PT WUS di jam efektif kerja menuai kekesalan mahasiswa. Mahasiswa pun kemudian menyegel kantor tersebut. Penyegelan menggunakan kertas karton bertuliskan "PT. WUS Disegel FKMS."

Setelah disegel, mahasiswa kemudian ramai-ramai melempari kantor tersebut dengan telur busuk. Dalam sekejap kantor itu kotor dan menebar bau busuk. Aksi lempar telur busuk itu, kata Eko, sebagai simbol bahwa pengelolaan migas yang dibebankan kepada PT. WUS penuh dengan kebusukan.

"Saya melihat ada penyelewengan dana di dalamnya. Kalau transparan maka orang-orang di PT WUS akan berani menemui mahasiswa," tandasnya.

Sebelumnya, mahasiswa juga mendatangi kantor DPRD Sumenep. Di sana mereka meminta agar wakil rakyat membuat peraturan daerah tentang migas, sehingga tidak mudah bagi investor untuk mengambil keuntungan di Sumenep. Sementara orang Sumenep tetap miskin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com