Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Menaker Sebut Kiai Mahfudz sebagai "Gus Dur-nya Jawa Tengah"

Kompas.com - 29/05/2017, 13:13 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI M Hanif Dhakiri beserta istri datang melayat mendiang KH Mahfudz Ridwan di Ponpes Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Senin (29/5/2017) pagi.

Hanif sempat menshalati Kiai Mahfudz di kediaman beliau sebelum jenazah dipindahkan ke Masjid Darussalam yang masih satu kompleks dengan pesantren.

Hanif mengaku sebagai salah satu santri Kiai Mahfudz. Tetapi bukan santri mukim, melainkan santri kalong, sebutan untuk santri yang hanya datang pada waktu tertentu.

"Saya ini bukan santri dalam artian yang life in di pondok. Tapi santri kalong saja, yang intens di sini, ya belajar dan tidur disini," kata Hanif.

Soal penyematan julukan "Gus Dur-nya Jawa Tengah" bagi Kiai Mahfudz yang juga Mutasyar PBNU ini, Hanif punya alasannya sendiri. Menurut dia, Kiai Mahfudz ini adalah salah satu ikon gerakan lintas agama yang ada di Jawa Tengah.

Beliau semasa hidupnya banyak memfasilitasi dialog-dialog antar agama diantara komunitas pemeluk agama yang berbeda-beda. Tak hanya secara pribadi, pesantren yang beliau asuh juga sangat terbuka terhadap semua kelompok.

"Makanya banyak pastur, pendeta, LSM, aktivis, mahasiswa pada berdiskusi disini mencari solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Makanya kita semua jadi merasa kehilangan," ungkapnya.

(Baca juga: Menaker Sebut Kiai Mahfudz, 'Gus Dur-nya' Jawa Tengah)

Di luar itu, lanjutnya, sosok Kiai Mahfudz ini adalah kiai yang hidupnya sederhana, sangat bersahaja, bijaksana dan selalu mengedepankan keteladanan. Selain itu Kiai Mahfudz juga dinilai sebagai pribadi yang sabar dalam menghadapi masyarakat.

"Komitmen beliau untuk membantu yang lemah ini saya saksikan sendiri sejak saya masih mahasiswa sampai jadi menteri, beliau terus membina masyarakat, memberdayakan masyarakat. Ya mulai soal agama, sosial, ekonomi menjadi terpadu," tandasnya.

Hanif berharap kepada putra-putri beliau dan Pondok Pesantren Edi Mancoro agar tetap memelihara dan mengembangkan ajaran-ajaran Kiai Mahfudz yang egaliter.

"Ide-ide, gagasan maupun praksis yang sudah dijalankan oleh Kiai Mahfudz ini bisa dijalankan dan juga tetap menjadi ciri khas dari Pesantren Edi Mancoro ini," pungkasnya.

Menaker meninggalkan kompleks Ponpes Edi Mancoro pada pukul 09.30 wib. Menurut salah satu staf Menaker, Hanif harus segera kembali ke Jakarta untuk mengikuti Sidang Kabinet.

(Baca juga: Wafatnya Kiai NU Ini Didoakan Umat Katolik dalam Perayaan Ekaristi)

 

 

Kompas TV Taman Paskah di Samping Masjid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com