SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui bahwa angka kemiskinan di wilayahnya masih sangat tinggi. Beragam cara telah dilakukan, namun angka kemiskinan masih tetap tinggi.
"Iya konsen kita semua. Kemiskinan kita memang turun, tapi lambat gitu lho. Yang paling tahu sebetulnya kabupaten dan kota karena data sudah diberikan," kata Ganjar seusai melantik empat bupati/walikota di Jateng di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang, Senin (22/5/2017).
Dia mengatakan, data soal kemiskinan telah didapatkan dari Kementerian Sosial. Data itu kemudian diserahkan ke Kabupaten Kota untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan.
Data dari Kemensos sendiri sudah menyebut nama orang (by name) berikut alamatnya (by address). Namun demikian, angka kemiskinan masih belum turun secara signifikan.
"Angka kemiskinan di Jateng masih tinggi sekitar 13,9 persen," ujar dia.
(Baca juga: Marwan Jafar Sebut Ganjar Hanya Pencitraan Atasi Kemiskinan di Jateng)
Untuk menangani kemiskinan, Ganjar minta kepada bawahannya atau Pemerintah kabupaten kota untuk menggandeng pihak desa. Pihak desa dinilai yang paling tahu siapa warganya yang miskin dan kondisinya.
"Kalau itu dilakukan tinggal mencari inovasi pengentasan kemiskinan yang sumbernya tidak saja dari APBD," ujarnya.
Pemanfaatan pihak ketiga, lanjut Ganjar, bisa menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan, hingga dana badan amil zakat.
Soal kemiskinan ini sebelumnya disindir oleh politisi PKB yang juga bakal cagub Jateng Marwan Jafar. Marwan menilai kebijakan pengentasan kemiskinan di Jateng tidak jelas.