Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perburuan Harimau Sumatera Meningkat Jelang Lebaran

Kompas.com - 08/05/2017, 14:05 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Direktur Lingkar Institute, Bengkulu, Iswadi menyebutkan pemerintah dan masyarakat dimintai untuk mewaspadai banyaknya sebaran jerat harimau Sumatera di wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) jelang puasa dan Lebaran.

"Berdasarkan pengalaman kami tahun sebelumnya ditemukan peningkatan jumlah jerat yang dipasang oleh pemburu harimau jelang puasa dan Lebaran," kata Iswadi, di Bengkulu, Senin (8/5/2017).

Meningkatnya temuan jerat harimau tersebut karena kebiasaan pemburu untuk mencari uang saat puasa dan lebaran. "Ini kan pola konsumsi, jadi pemburu berpikir harus memasang banyak jerat di dalam hutan untuk mendapatkan harimau," beber dia.

Lingkar Institute, bersama polisi hutan TNKS dalam beberapa bulan terakhir giat melakukan patroli untuk menghancurkan jerat harimau Sumatera di wilayah TNKS.

"Dalam beberapa patroli terakhir kami menemukan tidak kurang dari 5 ranjau yang dipasang oleh pemburu. Sementara masih banyak kawasan TNKS yang belum sempat dipatroli," ujarnya.

(Baca juga: 10 Fakta Mengagumkan tentang Harimau Sumatera yang Jarang Diketahui)

 

Pihaknya dalam waktu dekat akan kembali berpatroli untuk menghancurkan jerat harimau Sumatera yang dipasang pemburu. Ada banyak jenis jerat yang dipakai pemburu, di antaranya jerat yang terbuat dari kawat.

Ada pula jerat model baru yakni paku yang disusun sedemikian rupa dengan target kaki harimau. Tingginya perburuan harimau Sumatera membuat pemerintah dan beberapa LSM nasional dan internasional ikut serta memerangi aktivitas perburuan.

"Kami bekerjasama dengan TNKS, Perkumpulan Kebun Binatang di London, Inggris, Century 21 Tiger di Inggris, dan Kebun Binatang Auckland dan FFI," pungkasnya. 

(Baca juga: Populasi Harimau Sumatera di Bengkulu Tinggal 17 Ekor)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com