Sengketa Lahan, Warga Segel dan Coreti Kantor BPN Kendari

KENDARI, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa puluhan warga yang mengklaim pemilik lahan di kantor Badan Pertanahan Negara (BPN) Kota Kendari, Jalan HAE Mokodompit, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (27/2/2017), berujung dengan penyegelan kantor tersebut.

Tak hanya itu, pintu masuk, dinding, dan plang nama kantor BPN Kota Kendari juga dicoret dengan cat semprot warna merah bertuliskan "Ada Mafia di Kantor BPN Kendari".

Petugas kepolisian yang mengawal aksi tersebut tidak mampu menahan amarah warga kepada Kepala BPN Kota Kendari yang dianggap tidak pro masyarakat. Warga kesal karena tidak berhasil menemui Kepala BPN Kota.

Kericuhan ini terjadi ketika Kepala Sub Bagian Tata Usaha BPN Kendari Asran menemui warga dan berdiskusi, tetapi tidak ada keputusan yang dihasilkan.

Warga kian emosional karena Asran tidak mau memperlihatkan dokumen tanah mereka seluas 4,2 hektar di Jalan Kembar, Kelurahan Kadia, Kendari. Mereka menyatakan bahwa lahan itu masih bersengketa.

"Kami menduga ada oknum BPN Kota melakukan penerbitan sertifikat di atas sertifikat tanpa didukung dokumen yang ada, sehingga menimbulkan perselisihan sengketa lahan," kata koordinator aksi, La Ode Abdul Jabar.

Warga yang tergabung dalam Barisan Merah Putih meminta pejabat BPN Kota Kendari itu untuk meninggalkan kantor karena dianggap tidak berguna.

Untunglah polisi yang mengawal aksi unjuk rasa itu cepat mengevakuasi Asran ke dalam ruangan guna menghindari amukan massa.

"Kami menduga ada pemalsuan dokumen dan pemalsuan tanda tangan yang dilakukan oleh notaris bersama Saudara Anthar Syaddad atas lahan milik Ambo Lolo, makanya kita mendesak BPN Kota untuk perlihatkan dokumen tanah itu," teriak massa.

Akibat aksi warga yang dilakukan selama dua jam ini, seluruh aktivitas pelayanan di kantor BPN Kota Kendari lumpuh total.

Warga menyatakan bahwa jika tuntutan mereka tidak disahuti, mereka akan kembali mendatangi kantor BPN Kota Kendari dengan menurunkan massa lebih banyak lagi.