Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola KBB Tuding LSM Scorpion Rekayasa Video soal Beruang Kelaparan

Kompas.com - 18/01/2017, 16:37 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Sudaryo, perwakilan bagian humas Yayasan Margasatwa Tamansari, selaku pengelola Kebun Binatang Bandung, membantah beruang madu disebut kelaparan hingga memakan kotorannya sendiri.

Ia menduga, ada utusan dari LSM pro-fauna, Scorpion, yang sengaja merekayasa situasi tersebut dan direkam video.

"Saya kira itu tidak benar. Saya curiga ada orang suruhan mereka, kasih makan, lempar makanan di situ, kebetulan ada kotorannya, lalu dipotret. Bisa juga suruhan LSM. Saya menduga seperti itu, masa sejak buka sampai tutup harus dijaga," ucap Sudaryo saat ditemui di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Rabu (18/1/2017).

"Pendapat orang soal kurus itu berbeda. Memangnya kurus itu berarti kurang makan? Sebaliknya gemuk juga belum tentu sehat," ucapnya.

Baca juga: Lapar, Beruang di Kebun Binatang Bandung Makan Kotorannya Sendiri

Perilaku beruang yang seolah meminta makan, kata Sudaryo, merupakan akibat dari pengunjung yang selalu memberikan makanan. Padahal, aturan sudah jelas bahwa pengunjung tak boleh memberi makan satwa.

"Kalau enggak ada yang melempar, mereka enggak akan begini. Mereka begitu karena memang ada orang yang melempar makanan," ujarnya.

Sudaryo menjelaskan, LSM Scorpion memang terkesan selalu memojokkan pengelola kebun binatang di Indonesia. Sebab itu, bersama Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), pihaknya akan melaporkan LSM tersebut ke Polda Jawa Barat.

"PKBSI akan melaporkan ke Polda Jabar karena bukan saja menjelek-jelekkan kita, tetapi di beberapa kebun binatang lain juga mereka seperti itu," ucapnya.

Baca juga: Beruang Kelaparan "Mengemis", Kebun Binatang Bandung Kembali Disorot

Disinggung soal penolakan pemberian bantuan pakan satwa, Sudaryo membenarkan bahwa pihaknya menolak tawaran tersebut.

"Mereka berusaha memberi bantuan, kami tidak perlu mendapat bantuan, orang pakan kami mencukupi kok," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com