Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Jabar: Jika Bendungan Jatiluhur Diledakkan, Bisa Memakan Korban Banyak

Kompas.com - 25/12/2016, 20:58 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Kapala Kepolisian Daerah Jawa Barat Irjen Anton Charliyan mengaku kesulitan menangkap dua terduga teroris di rumah apung atau keramba jaring apung (KJA) Jatiluhur, Purwakarta. Dua orang terduga teroris tewas dalam operasi penggerebekan itu. 

"Pertanyaannya, mengapa harus di rumah apung, sehingga menyulitkan (penangkapan). Ketika kami minta mereka menyerah, mereka malah menyerang," ujar Anton di lokasi kejadian, Minggu (25/12/2016).

Anton menjelaskan, jika mereka tidak menyerang, maka polisi tidak akan mengeluarkan tembakan. Namun karena terduga teroris melakukan penyerangan, polisi pun mengeluarkan tembakan.

"Yang tidak menyerang selamat. Yang menyerang apa boleh buat. Karena kita kan tidak tahu mereka bawa bahan peledak atau tidak," ucapnya.

Anton mengaku masih bertanya-tanya kenapa bisa di rumah terapung. Karena jika terduga teroris ini sampai meledakkan Waduk Jatiluhur, bisa memakan korban banyak.

"Coba kalau bendungan ini diledakkan mau jadi apa? Purwakarta, Karawang, Bandung (akan jadi korban) akan jadi korban. Makanya segera kita lumpuhkan," ungkapnya.

Anton bahkan sempat membandingkan dengan jumlah korban teroris di Gedung World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat. Menurut Anton, jika Waduk Jatiluhur diledakkan, jumlah korban bisa lebih banyak dibanding jumlah korban terorisme di WTC.

Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek dua tempat terduga teroris di Ubrug, Jatiluhur. Dari penggerebegan tersebut, dua orang berhasil ditangkap.

Kedua lainnya tewas karena melakukan perlawanan. Dua terduga teroris yang berhasil ditangkap bernama Rizal alias Abu Arham (29) dan Ivan Rahmat Syarif.

Keduanya warga Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan dua orang yang tewas dikenal dengan nama Abu Sovi alias Abu Azis alias Mas Brow warga Kabupaten Bandung, dan Abu Faiz warga Kabupaten Bandung Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com