Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Berbau Amis Tumbuh di Kebun, Warga Nias Selatan Heboh

Kompas.com - 22/09/2016, 15:14 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

NIAS SELATAN, KOMPAS.com – Warga Desa Tuhemberua, Kecamatan Amandraya, Kabupaten Nias Selatan, dihebohkan dengan temuan bunga langka yang mengeluarkan aroma bau amis dan berlendir di salah satu kebun milik warga.

Fatiero Halawa, Pejabat Sementara Kepala Desa Tuhemberua, mengaku mendapat laporan dari warga bahwa di salah satu kebun milik warga pada malam hari mengeluarkan bau amis.

“Seminggu lalu sejumlah warga datang ke rumah dan melaporkan bahwa pada malam hari salah melewati kebun tercium aroma menyengat seperti bangkai,” kata Fatiero, Kamis (22/9/2016), di Amandraya, Kabupaten Nias Selatan.

Dari informasi itu, warga sepakat untuk mencari sumber aroma yang menyengat itu lalu mendapati sebuah bunga yang diduga mengeluarkan bau tersebut.

Sebagian warga berencana membakar bunga tersebut karena dianggap sebagai racun yang bisa membunuh siapa yang mencium aromanya. Namun, warga lalu menghubungi pihak Dinas Pertaian dan Kehutanan, Kabupaten Nias Selatan, untuk memastikannya.

“Untuk menjaga bunga tersebut agar jangan terganggu oleh orang-orang yang merusaknya, itu sudah diberi pagar,” tuturnya.

Pihak desa sudah melarang warga untuk melakukan aktivitas dalam radius 100 meter dari lokasi bunga itu tumbuh. Bunga tersebut juga sudah dipagari untuk sementara.

Ricaman Halawa, Petugas Penyuluh Lapangan di Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, mengatakan, bunga ini diduga termasuk dalam klasifikasi bunga bangkai atau Suweg Titan Arum (Amorphpophallus titanium).

“Tidak biasanya ditemukan dan baru kali ini ditemukan di Kepulauan Nias. Sebelumnya tidak ada cerita ataupun kisah bahwa pernah ditemukan,” katanya.

Bunga yang ditemukan memiliki tinggi 30 cm dan lebar 40 cm.

“Bungai bangkai suweg raksasa Titan Arum kerap menarik perhatian warga meski faktanya bunga bangkai jenis ini tidak sama dengan bunga Rafflesia arnoldi,” imbuhnya.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Nias Selatan berencana melakukan penelitian terhadap bunga tersebut.

“Kami membuka peluang bagi para ahli dan peneliti untuk bisa bekerja sama dalam hal penelitian atau temuan bunga tersebut,” ucapnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com