Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Imigran Akhirnya Kandas di Pantai Aceh

Kompas.com - 14/06/2016, 20:08 WIB
Daspriani Y Zamzami

Penulis

ACEH BESAR, KOMPAS.com – Setelah terkatung-katung di perairan Lhoknga, Aceh Besar, akhirnya kapal yang membawa imigran gelap asal Sri Lanka dengan nomor lambung TN-1-FV-00455-09, merapat ke pantai Selasa (14/6/2016) siang.

Dari atas kapal para penumpang terlihat berteriak-teriak serta menggunakan bahasa isyarat meminta agar mereka diizinkan turun ke darat.

Kapal dengan penumpang para imigran gelap berjumlah 44 orang ini sebelumnya sudah sempat dipandu ke tengah lautan agar mereka bisa melanjutkan perjalanan, namun secara mengejutkan kapal tersebut kembali ke perairan dangkal pantai lhoknga dan melabuhkan kembali jangkar mereka.

Koordinator Wilayah Kerja Lhoknga, Kantor Karantina Kesehatan Pelabuham K3 Banda Aceh, Yusri mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para penumpang kapal, seperti melakukan pemeriksaan tensi darah, pemeriksaan kulit dan pemeriksaan medis lainnya.

Petugas juga telah memberikan obat-obatan kepada mereka, termasuk memberikan vitamin dan obat lainnya khusunya kepada sembilan anak-anak yang mulai lemas dalam kapal tersebut.

“Kami juga melihat ada seorang ibu hamil dengan usia kehamilan 6 bulan, dan kondisi si ibu sehat, namun beberapa anak terlihat lemas karena mereka mulai mengalami diare,dan petugas sudah memberi obat serta vitamin kepada anak-anak tersebut,” jelas Yusri.

Beberapa orang dari perwakilan UNHCR juga terlihat berdialog dengan para penumpang kapal. Kini kapal kandas di pinggir pantai Pulo Kapuk, Lhoknga. Aparat keamanan masih belum mengizinkan para imgiran turun dari kapal.

Sementara itu Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwilkumham) Aceh, Samadan mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan izin untuk turun ke darat. Karena mereka tidak memiliki dokumen apapun.

“Jelas-jelas mereka itu tidak memiliki dokumen apapun, jadi tidak boleh turun ke darat, karena memang demikian hukum di negara kita,” tegas Samadan.

Menurut Samadan, bersama mereka hanya ada surat yang menyatakan mereka adalah pengungsi dari Sri Langka. “Biasanya kalau mereka pencari suaka atau pengungsi, ada surat resmi dari UNHCR, tetapi ini tidak ada, makanya kita tidak izinkan mereka turun dari kapal, dan mereka nanti akan tetap kita pandu kembali melakukan pelayaran,” ucapnya.

Sementara itu Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial, sudah mengirimkan makanan instan, roti, air mineral dan beras untuk bisa dikonsumsi para imigran di kapal, termasuk pakaian dan makanan bagi balita dan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com