Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

145 Warga OKI Terserang DBD, 3 Meninggal Dunia

Kompas.com - 27/01/2016, 22:20 WIB
Amriza Nursatria

Penulis

INDRALAYA, KOMPAS.com - Wabah demam berdarah dengue (DBD) yang menyerang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan sudah masuk dalam katagori kondisi luar biasa (KLB). 

Sepanjang Januari penderita DBD di Kabupaten OKI tercatat mencapai 145 orang. Dari jumlah itu tiga penderita meninggal dunia.

Penderita DBD di Kabupaten OKI kebanyakan dirawat di RSUD Kayuagung OKI. Gejala awal penderita DBD itu adalah demam tinggi selama 2-8 hari.

Gejala selanjutnya adalah bintik-bintik merah di tubuh. Namun, kepastian seseorang terjangkit DBD harus melalui tes laboratorium di rumah sakit.

Siti Khadijah, seorang pasien yang sudah empat hari dirawat di RSUD Kayuagung mengaku awalnya dia mengalami panas tinggi.

Saat dibawa ke rumah sakit dan menjalani tes laboratorium ternyata dirinya terjangkit demam berdarah.

Dari 145 orang penderita DBD, sebagian besar adalah warga kecamatan Kota Kayuagung. Tercatat 45 orang warga Kota Kayuagung telah atau sedang dirawat akibat DBD.

Kepala Dinas Kesehatan OKI Muhammad Lubis mengakui terjadi peningkatan jumlah penderita DBD tahun ini dibanding periode sama tahun lalu.

Pada Januari 2015 tercatat hanya 68 orang penderita DBD, sementara hingga pertengahan Januari tahun ini sudah tercatat 145 orang pasien DBD.

“Peningkatan itu karena siklus lima tahunan, namun nanti pada bulan Maret jumlahnya akan berkurang,” ujar Lubis. 

Dia menambahkan, meski jumah pasien yang dirawat mencapai ratusan orang namun tidak semuanya berasal dari Kabupaten OKI.

Tercatat beberapa pasien berasal dari Kabupaten Ogan Ilir yang jumlahnya mencapai puluhan orang.

Lubis melanjutkan, pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk mencegah berkembangnya virus DBD.

Antara lain dengan melakukan penyuluhan bahaya demam berdarah, pembagian bubuk abate dan pengasapan di daerah-daerah yang diduga endemis penyakit ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com