"Ada yang kaget, geuningan (ternyata) Pak Aang itu tentara," ujar sahabat sekaligus tetangga almarhum, Entis Sutisna (43) kepada Kompas.com, di rumah duka Kamis (2/7/2015).
Entis menceritakan, almarhum sangat dekat dengan warga. Bagaimana tidak, berkat kepemimpinan almarhum sebagai Ketua DKM, Masjid Al-Mu'min menjadi hidup seperti sekarang.
"Dulu masjid ini kumuh, sepi, tidak ada kegiatan. Begitu dipimpin Pak Aang akhir tahun lalu masjid banyak mengalami perubahan," ungkap dia.
Aang, sambung Entis, memulai kepemimpinannya dengan merangkul para remaja dengan mendirikan ikatan remaja masjid. Setelah itu, ia mengadakan pengajian ibu-ibu dan anak-anak.
Masjid yang dulunya kumuh pun di tangannya menjadi bersih. Bahkan kini sedang dibangun, ditambah satu lantai. Entis mengaku secara keilmuan agama, mungkin ada yang lebih bagus dibanding Aang. Namun caranya memimpin tidak ada yang menandingi.
Aang sangat santun pada yang kecil hingga yang tua. Ketika ada orang yang salah, ia akan merangkulnya dengan caranya dia sendiri. "Pak Aang itu pintar tapi tidak menggurui. Ketika ada yang salah, dia tidak akan mengatakan salah. Tapi merangkulnya hingga orang itu lambat laun menyadari kesalahannya dia dan memperbaikinya," tutur Entis.
Aang juga dikenal orang yang rendah hati. Bahkan meski ia seorang tentara, ia tak pernah memperlihatkan ketentaraannya. Jika pergi kerja, ia selalu mengenakan jaket, menutupi seragam militernya.
Bahkan penampilannya sekilas, sama saja dengan orang yang akan pergi ke pabrik. "Setelah Pak Aang ga ada, sulit mencari pengganti kepemimpinannya Pak Aang. Mungkin banyak yang lebih paham soal agama, tapi kepribadian beliau sebagai seorang pemimpin sulit tergantikan," ungkap Entis lagi.
Sementara itu, salah satu tetangga, Unin Sukarti (65) mengatakan, almarhum memiliki banyak kemampuan. Selain pintar dalam hal agama, ia lihai memainkan beberapa alat musik. Bahkan bagi warga sekitar, Aang bukan hanya tetangga dan imam masjid, tapi juga pemersatu warga.
Sertu Aang Subarya menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan, Selasa (30/6/2015). Dia meninggalkan satu orang isteri, Daliah serta tiga orang anak bernama Arir Gustiawan, Nisa Kania Barkah, dan M Dadan Ramdan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.