"Kembar dizigotik ini hasilnya tidak identik baik rupa, bentuk wajah, dan warna kulit, meski mereka dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama," kata Kepala Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi, Departemen Obstetri-Ginekologi RSU dr Soetomo Surabaya, dr Relly Yanuari Primariawan, SpOG, Selasa (23/6/2015).
Dalam ilmu kedokteran, kembar non-identik terjadi karena saat proses inseminasi terdapat lebih dari satu sel telur yang melekat di dinding rahim yang dibuahi oleh sel-sel sperma pada saat yang bersamaan.
“Kebetulan dalam kasus Bu Nia ini sel telurnya lebih dari satu yang matang, maka bisa dibuahi lebih dari satu," jelasnya.
Sebaliknya, kata Relly, kembar identik disebabkan oleh sel telur yang dibuahi sperma mengalami pembelahan sel. Apabila pembelahan sel sempurna, kembar juga akan terjadi sempurna. Jika pembelahan sel tidak sempurna, akan terjadi kembar siam atau dempet.
Kelima bayi kembar itu saat ini sedang dirawat intensif karena masuk fase penyempurnaan fungsi jantung yang disebabkan saat dilahirkan dalam kondisi prematur. Kelima bayi kembar itu dilahirkan pada 19 Juni lalu. Adapun jenis kelamin bayi tersebut terdiri dari empat bayi perempuan dan satu bayi laki-laki. [Baca juga: Fungsi Jantung Belum Sempurna, Bayi Kembar Lima Dirawat Intensif]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.