Hal itu disampaikan Ilyas setelah memantau pelaksanaan latihan di Pos Komando PPRC di Bandar Udara Kasiguncu, Jumat (3/4/2015).
Menurut dia, sejauh ini jajarannya telah melakukan komunikasi dengan baik dengan pemerintah daerah melalui aparat desa setempat jika selama kegiatan berlangsung tidak akan merugikan warga.
Kata dia, kalaupun ada, warga hanya dievakuasi keluar dari rumahnya tidak lebih dari 16 jam pada Selasa 31 Maret 2015 lalu, saat pembukaan latihan PPRC berlangsung.
"Sekali lagi saya tegaskan, pelarangan berkebun untuk warga Poso Pesisir Bersaudara hanya berlaku pada hari pembukaan latihan PPRC, paling lama 16 jam, setelah itu kita sudah kembalikan ke rumah masing-masing," ujar Ilyas.
Dia menambahkan, ratusan keluarga yang ikut dievakusi sudah dikembalikan ke rumahnya sejak Selasa sore. Bahkan, lanjutnya, warga diberikan bantuan berupa sembako dan uang saku.
Selain itu, dia juga membantah adanya tudingan diskiriminasi bantuan oleh sejumlah warga yang dianggap tidak merata atau tidak tepat sasaran.
"Jangankan soal sembako, lahan pertanian warga saja yang rusak saat tertimpa penerjun payung kita akan ganti semua, kita sementara melakukan pendataan, jadi tidak ada yang dirugikan," ujar dia.
Sebelumnya puluhan warga yang tinggal di Desa Pinedapa Kecamatan Poso Pesisir mengeluhkan adanya pelarangan berkebun yang dilakukan oleh sejumlah oknum TNI dengan alasan mengganggu kegiatan latihan PPRC di wilayah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.