Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Penting, Bahas Suksesi di Keraton Yogya Cuma Habiskan Energi

Kompas.com - 23/03/2015, 17:02 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dosen jurusan Politik dan Pemerintahan Fakultas Fisipol Universitas Gadjah Mada, Bayu Dardias K, menilai pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Istimewa (Raperdais) DI Yogyakarta terkait suksesi kepemimpinan Keraton Yogyakarta hanya menghabiskan energi. Suksesi soal aturan pemilihan pemimpin keraton itu pun belum menjadi hal yang penting (urgent).

"DPRD perlu lebih bijak dalam melihat hal-hal penting yang harus dibahas dalam Raperdais (DI Yogyakarta)," ujar Bayu Dardias dalam Academic Roundtable Discussion bertema "Politik Keistimewaan di Yogyakarta, Harta, Tahta, dan Perebutan Kuasa", di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (23/3/2015). "Saya khawatir justru hal-hal penting dalam Raperdais (DI Yogyakarta) terlupakan untuk dibahas," ucap dia.

Suksesi kepemimpinan Keraton Yogyakarta bukan hal penting karena Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat ini masih hidup dan dalam kondisi sehat. "Ngarso Dalem masih sehat lo, jadi suksesi itu bukan hal yang urgent," tekan dia lagi. (Baca: Suksesi Keraton Tak Boleh Dibicarakan)

Menurut Bayu Dardias, ada beberapa hal penting yang harus dibahas oleh DPRD DIY, misalnya soal kelembagaan serta tentang pertanahan dan kebudayaan. "DPRD harus sensitif terhadap kebutuhan masyarakat Yogya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com