“Kurikulum 2013 membuat beban anak semakin besar, itu yang banyak dikeluhkan masyarakat. Anak saya juga menggunakan kurikulum 2013. Ia pergi pagi, pulang sudah teler, tak ada waktu untuk mengobrol. Ini tidak bagus,” ungkap Emil di Bandung, Minggu (7/12/2014).
Selain itu, sebagai wali kota, dirinya akan mendukung kebijakan pusat dalam penghentian Kurikulum 2013. Ia percaya, penghentian ini dilakukan dengan banyak pertimbangan. Yang penting saat ini, pemerintah pusat memperhatikan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang harus dilakukan di level bawah seperti kota/kabupaten.
“Setiap kebijakan memiliki risiko dan memerlukan persiapan. Saat kebijakan Kurikulum 2013 diberlakukan, tentunya harus ada persiapan. Begitupun saat kurikulum ini dihentikan, harus ada persiapan pula. Misalnya, buku yang sudah keluar, ini kan tidak mudah,” imbuhnya.
Sementara itu, Fitria Sari, salah satu orangtua siswa mengaku senang jika kebijakan baru tersebut dicabut. “Anak disekolahkan untuk menjadi pintar, bersosialisasi, dan belajar budi pekerti, bukan membuat anak menjadi stres,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.