Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Meresahkan, Seminar tentang Lesbi dan Gay di DIY Dibatalkan

Kompas.com - 17/09/2014, 19:42 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Humas Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Aquelina Yunaeni Mariati menegaskan akan membatalkan sebuah seminar yang rencananya akan digelar pada 27 September 2014 di Fakultas Psikologi. Sebab, acara itu dianggap sangat sensitif dan menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Acara itu direncanakan oleh mahasiswa, BEM Psikologi," jelas Kepala Humas Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Aquelina Yunaeni Mariati saat ditemui Kompas.com, Rabu (17/9/2014) siang.

Mariati menjelaskan, seminar tersebut sebenarnya baru dalam taraf pembahasan dan belum secara pasti akan benar-benar digelar. Bahkan, tema yang disebut-sebut menyangkut soal lesbi, gay, biseksual dan transgender baru sebatas usulan.

"Materi dan pembicaranya itu pun juga belum ada," katanya,

Namun demikian, Mariati menegaskan bahwa pihak fakultas telah berbicara dengan mahasiswa, dalam hal ini BEM Psikologi dan meminta agar acara seminar itu tidak usah digelar. Sebab, meski temanya belum ditentukan, seminar tersebut telah telah menimbulkan kontroversi.

"Fakultas sudah memastikan acara seminar itu dibatalkan. Universitas tidak ingin mencari masalah," tandasnya.

Sebelumnya, Forum Umat Islam (FUI) DIY berencana akan membubarkan paksa seminar yang disebut-sebut bertema lesbi, gay, biseksual dan transgender. FUI memandang, seminar tersebut dapat merusak moral masyarakat dan melecehkan agama Islam.

"Acara seminar dengan tema-tema lesbi, gay, biseksual dan transgender tersebut melecehkan agama Islam dan merusak moral masyarakat," tandas perwakilan FUI DIY, Muhammad Fuad, Rabu (17/09/2014).

Menurut dia, jika seminar itu diizinkan, maka kelompok lesbi, gay, biseksual dan transgender akan menuntut dilegalkannya pernikahan antarsesama jenis. Sementara perilaku menyimpang tersebut tidak diakui dan akan merusak moral masyarakat.

"Kami ingin mencegah embrio yang nantinya mereka akan diakui. Kita mencegah itu terjadi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com