Tak berselang lama, hujan deras turun dan spontan beberapa warga yang sedang kerja bakti di lingkungan kampung mereka berlarian untuk berteduh.
Warga mengungkapkan rasa lega karena air hujan diharapkan mengguyur abu yang membuat jalan berdebu selama tiga hari ini.
"Syukurlah sudah hujan, jadi debunya bisa berkurang, dan hawanya seger," kata Karyono (35) warga Alun alun Kidul, Kartasura, pada hari Minggu (16/2/2014).
Namun, air hujan yang mengguyur di rumah warga tersebut berwarna coklat pekat karena bercampur dengan abu yang masih berterbangan di udara.
Jas hujan dan baju serta wajah warga yang terkena air hujan penuh dengan bercak coklat pekat karena air hujan yang bercampur dengan debu vulkanik.
"Air hujannya bercampur dengan abu jadi juga kotor dan berwarna coklat pekat," kata Syaiful salah satu warga yang sedang melakukan kerja bakti di Pucangan, Kartasura.
Abu yang berada di atap rumah warga juga langsung larut terbawa air hujan.
Sementara itu, dari pantauan Kompas.com, setelah hujan deras tersebut, jalur utama Jogja-Solo serta di selokan di perkampungan dialiri air berwarna coklat. Hal ini terjadi karena bercampurnya air hujan dengan tumpukan abu vulkanik yang berada di jalan.
Laporan sejumlah warga yang diterima Kompas.com, hujan juga telah turun di sebagain wilayah Kota Yogyakarta mulai pukul 11.30 WIB.