Keluarga Erwin melaporkan penganiayaan itu ke Polsekta Tallo. Sedangkan korban masih dirawat di RS Bhayangkara akibat luka lebam di sekujur tubuhnya dan mengalami patah tulang.
Keluarga korban yang beralamat Jalan Muhajirin, Kecamatan Tamalate juga mengajukan keberatan ke pihak kampus. Keluarga menilai proses pendidikan yang diterapkan di kampus itu sudah menyalahi prosedur pada sistem penerapan senioritas di luar batas kemanusiaan.
Menurut seorang kerabat Erwin, Ari, yang dihubungi Kompas.com, Jumat (6/12/2013), keluarga berharap pihak kampus dan kepolisian mengusut tuntas kasus ini.
Ari tak menampik bahwa kampus tersebut menerapkan sistem semi-militer. Namun, lanjut Ari, pendidikan semi-militer tidak separah itu hingga mengakibatkan anak didik cedera seperti Erwin. "Erwin mengalami luka lebam, tulang kaki retak, dan bibirnya pecah," ungkap Ari.
Kepala Polsekta Tallo, Komisaris Polisi (Kompol) Woro Susilo yang dikonfirmasi membenarkan telah menerima laporan keluarga korban. Woro mengatakan, penyidik masih mendalami kasus kekerasan tersebut. Woro tidak membantah pihaknya mengalami kesulitan mengungkap pelaku yang diduga merupakan para taruna senior.
"Kami masih mendalami kasus ini, kejadiannya itu malam. Korban sendiri tidak melihat jelas pelakunya. Kasus ini juga tidak ada saksi yang melihatnya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.