Ridwan mengatakan, banyaknya gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan ini merupakan salah satu penyebab semerawutnya Kota Bandung. "Kita melihat anak jalanan, gelandangan dan pengemis di Kota Bandung ini banyak sekali. Kita razia mereka untuk kita berdayakan agar mereka tidak lagi berkeliaran di jalan mengotori suasana kota," kata Ridwan Kamil saat ditemui Kompas.com seusai melakukan razia di rumah dinasnya di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/10/2013) malam.
Razia di tengah hujan deras ini dimulai pukul 15.30 sampai petang. Rombongan bertolak dari Pendopo Kota Bandung menjaring "gepeng" ke perempatan Jalan RE Martadinata (Riau), Ahmad Yani, Laswi, Gatot Subroto, Lingkar Selatan, Buah Batu dan Soekarno-Hatta. Dari beberapa kawasan itu, petugas menjaring 40 orang "gepeng" dan anak jalanan.
"Ada 40 yang terjaring razia. Kebanyakan mereka itu anak-anak kecil yang dipekerjakan oleh orang dewasa," kata Ridwan.
Mereka yang terjaring kemudian dibawa ke berbagai tempat yang berbeda untuk diberdayakan. "Waktu dirazia itu klasifikasinya kan beda-beda. Kalau yang ber-KTP Bandung, kita pekerjakan. Yang tanpa KTP kita tanya asalnya darimana dan kita pulangkan ke kota asalnya. Anak-anak yatim, kita titipkan ke rumah yatim (panti asuhan) dan yang sakit kita titipkan ke Dinas Kesehatan," jelas Ridwan.
Razia "gepeng" dan anjal ini merupakan operasi yang kedua kalinya. Sampai saat ini, "gepeng" dan anak jalanan sudah dipekerjakan di PD Kebersihan dan PD Pasar mencapai 30 orang.
"Sudah ada 30 orang dari mereka (gepeng dan anjal, red) kita pekerjakan. Alhamdulillah responsnya positif, mereka senang," katanya.
Razia ini, tegas Ridwan, akan terus-menerus dilakukan sampai "gepeng" dan anak jalanan hilang dari Kota Bandung. "Ya, jelas razia ini tidak akan berhenti dan akan terus kita lakukan sampai mereka benar-benar habis (tidak ada di jalanan, red). Untuk waktunya, kita akan gelar secara mendadak," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.