Kapendam V Brawijaya Kolonel Arm Totok Sugiarto kepada wartawan, Senin (30/9/2013), mengatakan, merayakan Idul Adha dengan petasan sudah menjadi tradisi di wilayah tapal kuda, seperti di Bondowoso, Situbondo, Pasuruan, dan Banyuwangi. Lantas bagaimana petasan itu bisa meledak dan bahkan merenggut nyawa? "Sampai saat ini, pihak kepolisian setempat masih terus melakukan pendalaman," katanya.
Sebenarnya, kata Totok, di rumah tersebut juga ada adik dari Serka Agus, yakni Sunardi (35), tetapi saat peristiwa ledakan, dia sedang tidak ada di rumah. "Sunardi ini yang memiliki catatan di kepolisian, pernah terlibat kasus pemilikan petasan," tambah Totok.
Kodam V Brawijaya berjanji akan menanggung semua kerugian materi yang disebabkan ledakan. Sampai hari ini, pihaknya belum merinci berapa kerugian materi akibat ledakan itu karena sampai saat ini timnya masih melakukan pendataan.
Berdasarkan catatan timnya di lapangan, ledakan petasan yang berasal dari kediaman anggota Babinsa Koramil Curahdami, Kabupaten Bondowoso, itu menyebabkan enam unit rumah rusak parah (dinding roboh), dan 42 unit rumah rusak ringan (pecah kaca, plafon, genteng).
Sementara untuk korban jiwa selain Serka Agus, kata Totok, juga menewaskan Tiara (12), tetangga korban, serta melukai empat korban lainnya, yakni Titok Herawati yang tidak lain adalah istri korban Serka Agus, Andika (17), Kaisah (1,5 bulan), serta Khodijah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.