Anak-anak dan siswa sekolah yang selama ini bisa naik taksi secara gratis, kini harus membayar Rp 1.000 seperti penumpang lainnya. Sejumlah siswa yang tidak membawa uang sewa perahu ini sempat tertahan di dermaga Tonyamang. Meski memohon ke sejumlah pengemudi taksi agar bisa menumpang gratis, tetapi mereka tak digubris pemilik taksi.
Misalnya, Bambang Zulfikar, salah satu siswa terpencil dari Pulau Battoa ini tertahan di dermaga Tonyamang selama berjam-jam lantaran sejumlah pemilik perahu tak bersedia memberi tumpangan gratis untuk pulang ke rumah.
“Tunggu taksi sampai ada yang bisa memberi tumpangan gratis,” ujar Bambang menirukan ucapan pemilik perahu.
Seperti siswa lainnya, Bambang hanya duduk-duduk di sepanjang dermaga sambil berharap ada pemilik taksi bisa memberi tumpangan gratis agar bisa pulang ke rumahnya. Maklum, sejak kenaikan harga BBM banyak pemilik taksi yang selama ini menggratiskan ongkos bagi anak-anak dan siswa sekolah, kini meminta bayaran minimal Rp 1.000 per siswa.
Bambang mengaku uang jajan Rp 2.000 yang diberikan orangtuanya sudah dihabiskan untuk jajan. Dia pun tidak punya uang lagi untuk ongkos perahu pulang ke rumah.
Sejumlah pemilik taksi yang menolak disebutkan namanya mengaku menaikkan tarif 20 persen secara sepihak karena biaya operasional mereka sudah tak sebanding dengan tarif lama. Mereka juga mengaku terpaksa memberlakukan tarif perahu bagi para siswa SD hingga SMA yang sebelumnya gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.