GORONTALO, KOMPAS.com – Saat ini hanya sekitar 96 presen penduduk Provinsi Gorontalo dan 91,72 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air minum yang layak dan sehat.
Sedangkan sisanya sekitar 18,28 persen penduduk Gorontalo dan 17,64 persen penduduk Indonesia masih belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak.
Hal ini berdampak pada penyebaran penyakit yang disebabkan penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya sanitasi yang baik.
Baca juga: Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...
Kondisi ini sangat memperihatinkan mengingat air adalah kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang harus berjalan jauh untuk mengambil air, bahkan ada yang harus mengambil air dari sungai yang kotor dan belum melalui proses penyaringan.
Data hasil Susenas BPS 2023 ini disampaikan Yosef Koton Plt. Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Gorontalo pada rapat koordinasi kelompok kerja perumahan dan kawasan permukiman (Pokja PKP) se-Provinsi Gorontalo, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: Dua Kelurahan di Semarang Mulai Kekurangan Air Bersih, Mana Saja?
Baca juga: Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih
Yosef menegaskan, selain masalah akses, kualitas air minum yang diterima oleh masyarakat juga masih sangat mengkhawatirkan.
Di berbagai daerah sering ditemukan adanya kandungan zat-zat berbahaya seperti bakteri, logam berat, dan bahan kimia yang berlebihan dalam air minum.
Hal ini dapat mengakibatkan berbagai penyakit, terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
“Belum lagi masalah sampah plastik yang sering terbuang di sungai dan laut juga dapat mengancam kualitas air yang kita minum,” kata Yosef.
Baca juga: 4 Desa di Cilacap Mulai Kekeringan, BPBD Salurkan Bantuan Air Bersih
Ia mengungkapkan penggunaan air kemasan bermerek atau air isi ulang merupakan yang paling umum di Indonesia sebagai sumber air minum yang dianggap aman, dengan persentase sebesar 40,64 persen
“Kita sering melihat di sekitar kita masih banyak ditemukan tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai, air limbah yang langsung di buang ke sungai, serta kurangnya kesadaran kebersihan toilet. Semua ini berakibat pada penyebaran penyakit yang dapat mengancam kesehatan masyarakat,” tutur Yosef.
Menurutnya tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan masalah ini sendirian. Dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga perusahaan swasta.
Yosef berharap melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran dan semangat untuk mengatasi masalah PKP, air minum, dan sanitasi di Provinsi Gorontalo.
“Mari kita jadikan air dan sanitasi sebagai hak asasi manusia yang harus terpenuhi untuk semua dan tentunya sangat baik untuk mendorong kolaborasi, sekaligus dapat menghubungkan para pihak yang terkait, sehingga tujuan untuk mencapai sanitasi aman yang berkelanjutan dapat dicapai dengan optimal,” pungkasnya.
Baca juga: Anak Cucu Usaha Krakatau Steel, dari Penyedia Air Bersih hingga Lapangan Golf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.