Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes PPDB, Puluhan Orangtua Siswa Datangi Disdik Manokwari

Kompas.com - 05/07/2024, 16:17 WIB
Mohamad Adlu Raharusun,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MANOKWARI, KOMPAS.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Manokwari diwarnai aksi protes.

Puluhan orangtua siswa di Manokwari, Papua Barat, selama dua hari mendatangi kantor Dinas Pendidikan di Ruko Jalan Trikora Sowi Distrik Manokwari Selatan, pada Jumat (5/7/2024) pagi.

Mereka kembali berkumpul di depan kantor dinas dan menuntut agar sistem penerimaan siswa baru di SMA Negeri 1 Manokwari dilakukan audit.

Baca juga: Disdikpora DIY Bakal Evaluasi Temuan ORI Soal Dugaan Kecurangan PPDB di Yogyakarta

Selain itu, para orangtua menyesalkan sikap pemerintah daerah dan dinas terkait yang cenderung tidak memberikan solusi terhadap persoalan penerimaan siswa baru sehingga hal ini terus terjadi dari tahun ke tahun, padahal Manokwari sebagai ibu kota Provinsi Papua Barat.

"Ini provinsi, bukan ibu kota distrik. Masak dari tahun ke tahun terus begini, seharusnya dibangun SMA Negeri supaya tidak tertumpuk di SMA 1 dan SMA 2," kata seorang ibu yang berorasi di samping kepala bidang SMA Dinas Pendidikan Kabupaten di kantor dinas, Jumat (5/7/2024).

Di sisi lain sejumlah para orangtua menyampaikan kecurigaan dengan sistem penerimaan siswa baru yang diduga terdapat indikasi orang dalam.

Hal yang membuat kecurigaan para orangtua siswa yakni data hasil pendaftaran di SMA negeri 1 yang dicetak, tidak tercantum nama sekolah asal dan standar nilai yang ditentukan. Sedangkan pihak sekolah kepada orang tua mengklaim standar nilai yang diterima 91,00.

"Anak saya punya nilai dari SMP 84,00 kami juga masuk dalam zonasi tetapi tidak diterima oleh sistem," kata Ibra, salah satu orangtua murid saat ditemui di depan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Jumat (5/7/224).

Informasi yang diterima oleh sebagian orang tua murid, penerimaan siswa baru di SMA Negeri 1 Manokwari penuh dengan pelibatan orang dalam dan titipan.

"Ada bukti satu guru bisa memasukkan siswa sampai lima anak di SMA Negeri 1 Manokwari, " kata Mery, orangtua murid.

Ibra mengaku tidak terima hingga mendatangi kantor Dinas Pendidikan Manokwari karena secara zonasi ia masuk zona, tetapi juga anaknya masuk jalur prestasi dengan nilai yang signifikan.

"Anak saya punya nilai sesuai kok tetapi pihak sekolah beralasan bahwa standar nilai 91 mana ada siswa yang sudah diterima itu punya nilai sampai segitu, kami minta agar sistem di sekolah harus di audit," kata Mery.

Solusi dari dinas, anak disekolahkan ke SMA swasta

Sebagian orangtua menegaskan bahwa anak-anak mereka tidak mau di SMA swasta, mereka inginkan di SMA negeri.

"Kitorang punya anak-anak mau di SMA Negeri tidak mau di SMK dan SMA swasta," ujar seorang ibu yang juga turut berjuang demi anaknya masuk di SMA Negeri 1 Manokwari di hadapan kabid SMA Dinas Pendidikan Manokwari.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Gibran Tinggalkan Mobil Dinas di Solo Paragon Mal

Alasan Gibran Tinggalkan Mobil Dinas di Solo Paragon Mal

Regional
KPU Temukan 7.108 Pemilih Tak Memenuhi Syarat di Pilkada Kota Semarang 2024, Data Tidak Valid?

KPU Temukan 7.108 Pemilih Tak Memenuhi Syarat di Pilkada Kota Semarang 2024, Data Tidak Valid?

Regional
Cari Perlindungan di Kantor Polisi Usai Cekcok dengan Istri, Pria Ini Malah Babak Belur Dianiaya Kanit Reskrim

Cari Perlindungan di Kantor Polisi Usai Cekcok dengan Istri, Pria Ini Malah Babak Belur Dianiaya Kanit Reskrim

Regional
Istri di Lampung Bantu Suami Perkosa Teman Kerjanya

Istri di Lampung Bantu Suami Perkosa Teman Kerjanya

Regional
Dukung Tumbuh Kembang Anak, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan

Dukung Tumbuh Kembang Anak, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan

Regional
PDI-P Lirik Kaesang di Pilkada Jateng: Gibran: Bagus, Harusnya Ketemu Mbak Puan

PDI-P Lirik Kaesang di Pilkada Jateng: Gibran: Bagus, Harusnya Ketemu Mbak Puan

Regional
BBM Langka di Labuan Bajo, Warga Antre di SPBU

BBM Langka di Labuan Bajo, Warga Antre di SPBU

Regional
Jelang Sidang TPPO Mantan Bupati Langkat, LPSK Harapkan Vonis Maksimal

Jelang Sidang TPPO Mantan Bupati Langkat, LPSK Harapkan Vonis Maksimal

Regional
Rumah dan Tembakau Siap Jual di Wonosobo Terbakar, Kerugian Capai Rp 600 Juta

Rumah dan Tembakau Siap Jual di Wonosobo Terbakar, Kerugian Capai Rp 600 Juta

Regional
Buang Bayinya di Pinggir Jalan, Mahasiswi di Sumba Timur Diamankan

Buang Bayinya di Pinggir Jalan, Mahasiswi di Sumba Timur Diamankan

Regional
Belum Bayar Kontrakan, Mahasiswa Manokwari di Sejumlah Daerah Terancam Diusir

Belum Bayar Kontrakan, Mahasiswa Manokwari di Sejumlah Daerah Terancam Diusir

Regional
Tepergok Berbuat Asusila dengan Iparnya, Sekdes di Brebes Didemo Warga, Diminta Mundur

Tepergok Berbuat Asusila dengan Iparnya, Sekdes di Brebes Didemo Warga, Diminta Mundur

Regional
Jelang MotoGP 2024, Lintasan Sirkuit Mandalika Akan Dicat Ulang

Jelang MotoGP 2024, Lintasan Sirkuit Mandalika Akan Dicat Ulang

Regional
Pesawat Batal Terbang akibat Erupsi Lewotobi Laki-laki, Penumpang Beralih Pakai Kapal

Pesawat Batal Terbang akibat Erupsi Lewotobi Laki-laki, Penumpang Beralih Pakai Kapal

Regional
Soal Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Kalau 'Rembuke Dadi' Bisa Satu Pasang

Soal Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Kalau "Rembuke Dadi" Bisa Satu Pasang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com