YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan riset pembuatan ring jantung atau stent jantung.
Riset stent jantung yang dinamakan Inastent ini dimulai sejak tahun 2013.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Pemasangan Ring Jantung Dilakukan?
Salah satu anggota peneliti, Prof Widowati Siswomihardjo mengatakan, riset pembuatan ring jantung ini ditargetkan mulai tahap uji klinis pada tahun depan.
"Jika tidak ada kendala, kita targetkan akan dilakukan uji klinis mulai tahun depan," ujar Prof Widowati Siswomihardjo salah satu anggota peneliti dalam keterangan tertulis Humas UGM, Jumat (5/07/2024).
Riset stent jantung ini dimulai sejak tahun 2013 dan sudah mendapatkan paten terkait desain dan bahan prototipe ring jantung.
Ada sebanyak 40 peneliti dari dosen hingga mahasiswa yang terlibat dalam riset ini. Produk inovasi di bidang kesehatan ini tengah diuji coba untuk dipasangkan pada hewan yang lebih besar dari sebelumnya sudah diuji untuk dipasangkan pada hewan lebih kecil.
Apabila berhasil dan tidak menemui banyak kendala, produk ini akan diuji pada manusia atau pasien yang mengalami riwayat penyakit jantung.
Riset stent jantung ini lanjut Widowati terbilang berlangsung cukup lama. Sebab di awal membutuhkan proses panjang dalam pembuatan prototipe dan pemilihan bahan ring jantung dengan melibatkan peneliti lintas disiplin.
"Kini, bisa dikatakan ada dua inovasi riset yang kita lakukan, terkait bahan metal stent yang sudah dipatenkan sebagai stent generasi pertama. Untuk generasi selanjutnya terkait drug eluting stent," tuturnya.
Baca juga: Mencegah Penyumbatan Kembali Usai Pasang Ring Jantung
Widyawati mengaku tidak terburu-buru mengejar target produk inovasi ini bisa diproduksi massal, karena memerlukan waktu untuk tahapan uji klinis.
"Prosesnya sangat menantang dan sejauh ini hasilnya sudah bagus," tandasnya.
Disampaikan, Widowati jika nantinya produk ini berhasil melalui tahapan uji klinis dan mendapat izin uji edar, produk tersebut diharapkan bisa kompetitif dengan produk impor.
"Seharusnya lebih murah dan dicover BPJS," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.