JAMBI, KOMPAS.com – Dunia teater sudah mendarah daging dalam diri Ahmad Bustomi Ismail.
Abi, sapaan akrabnya, merupakan pendiri Sanggar Teater Ananda Sekato di Jambi.
Dia mendidik anak-anak agar berani tampil di hadapan ratusan penonton.
Tentu saja mendirikan sanggar tak mudah. Banyak cibiran yang didapatkan, termasuk anggapan bahwa seniman merupakan orang yang miskin dan pemalas.
Namun, puluhan tahun teguh menjalani keyakinanya, Abi akhirnya bisa menuai hasilnya.
Baca juga: Cerita Sri Widajati Pencipta Tari Orek Orek, Dalang Perempuan yang Hidup Matinya untuk Seni Tari
“Saya sudah puluhan tahun menanam, tapi baru inilah menuai hasilnya. Alhamdulillah, bisa mencukupi kebutuhan anak-anak dan istri,” kata Ahmad Bustomi Ismail pendiri Sanggar Teater Ananda Sekato kepada Kompas.com di Jambi, Rabu (25/6/2024).
Baca juga: Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik
Teater Ananda Sekato berfokus pada menemukan dan mengasah bakat anak-anak di dunia teater.
Tujuannya tidak muluk-muluk, ingin menjadikan mereka seniman, atau setidaknya membekali anak-anak dengan keterampilan publik speaking dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Teater Ananda Sekato berdiri sejak tahun 2014, sebagai wadah bagi anak-anak untuk belajar seni teater.
Selama prosesnya, sudah lebih dari 1.000 anak yang terlibat dalam pertunjukkan.
Beberapa anak yang menonjol mengukir prestasi di tingkat lokal, regional, dan nasional.
“Tahun 2019 itu anak-anak ada yang juara lomba pantomim di tingkat nasional. Kalau sekarang saya benar-benar menuai hasil. Setiap perlombaan hampir seluruhnya dimenangkan oleh anak-anak yang bergabung di Teater Ananda Sekato,” kata lelaki yang akrab disapa Abi.
Dicap Miskin dan Pemalas
Abi mulai menggeluti dunia teater sejak tahun 1995, bersama Yoyok S Limah di Teater Kenanga dan sempat bermain bersama Arifin Ahmad perintis teater modern di Jambi yang menaungi Komunitas Merah Putih.
Perjalanan Abi di dunia seni tidak mudah. Kerabat dekat memandang hidup seniman itu pemalas dan miskin.
Namun, dia tetap meneguhkan diri berada di jalan seni teater selama berpuluh tahun.
Sanggar Sekintang Dayo juga tempat dia berlabuh untuk belajar teater secara otodidak.
Kemudian, awal tahun 2000, Abi bergabung dengan Yayasan Teater Art in Revolt (AIR) Jambi.
Nama Abi cukup dikenal di sini, karena terlibat sebagai aktor dan kemudian menjadi sutradara pertunjukkan teater.
Kendati sudah terlibat dalam pertunjukkan secara profesional, belum mencukupi kebutuhan hidup Abi. Untuk tetap bertahan dia kadang kerja serabutan.
Namun, dia tak pernah meninggalkan seni dan tetap terus berkarya menjadikan dirinya berguna.
“Dulu saya tidak memikirkan cukup atau tidak, yang penting berkarya dan berkarya. Saya akui tidak cukup, tapi saya yakin kebaikan yang ditanam sekarang, esok kita akan menuai hasilnya,” kata lelaki berusia lebih setengah abad ini.
Waktu yang menjawab keyakinan Abi, hingga dia mendirikan sanggar Teater Ananda Sekato.
Rumah baru inilah membuat dia dikenal luas oleh publik, sebagai seniman teater yang mengajari anak-anak bermain teater.
“Tidak hanya sekolah di Kota Jambi yang meminta dia melatih teater, tetapi juga daerah lain seperti Kabupaten Batanghari, Merangin, Tebo, dan Muaro Jambi,” kata Abi.
Melatih anak di sekolah dan di sanggar sedikit demi sedikit membawanya pada kehidupan cukup mapan.
Abi sudah membuktikan diri, seniman bisa hidup dari karya dan potensi yang dimilikinya. Tanpa harus bekerja sampingan atau membuka usaha lain.
Keahilan Abi cukup banyak. Tidak hanya pandai melukis dan menguasai tata artistik. Abi juga pandai melatih pantomim dan teater anak yang dekat dengan fantasi. Termasuk mendongeng juga keahliannya.
Sebagai tokoh teater anak di Jambi, dia membentuk sanggar-sanggar teater anak di enam sekolah seperti SDIT Nurul Ilmi 1, SDIT Nurul Ilmi 2, SDN 51 Kota Jambi, SDN 214 Kota Jambi, SD Xaverius 2, dan SDN 28 Kota Jambi.
“Beberapa sekolah itu memang favorit dan langganan juara lomba teater anak. Bahkan pada festival remaja, anak-anak ini bisa mengalahkan peserta umum dari kalangan mahasiswa,” kata Abi.
Meskipun bisa menopang hidup Abi dan keluarga, sanggar Teater Ananda Sekato masih minus soal peralatan seni.
Dengan kesempatan sebagai sanggar besar, belum memiliki fasilitas alat musik yang lengkap dan latihan masih menumpang di Taman Budaya Jambi.
Selain itu, kebutuhan kostum pertunjukkan membutuhkan dana yang besar. Lantaran tak punya uang, terpaksa menggunakan kostum dari bahan bekas dan memakai kostum-kostum lama.
Sebenarnya memang artistik, tetapi terkadang bertentangan dengan cerita.
Selanjutnya mimpi Sanggar Ananda Sekato untuk menjangkau anak-anak termarginalkan harus tertunda lantaran kekurangan dana.
Nahas memang, setelah Abi berkali-kali mengusulkan proposal ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) khususnya Dana Indonesiana, proposalnya tak pernah dilirik dan diabaikan.
“Saya sudah berkali-kali mengirim proposal, tapi tak pernah dapat bantuan. Anak-anak tentu kecewa ya, tapi selalu saya besarkan hatinya, suatu saat akan datang orang baik yang membantu kita. Terus saja kita berkarya,” kata Abi.
Beruntung, Dinas Pendidikan Kota Jambi mengeluarkan surat rekomendasi setelah proses penilaian yang ketat, bahwa karya-karya Teater Anada Sekato memperkuat pendidikan karakter Pancasila.
Maka sekolah-sekolah lain mau menonton pertunjukkan dan menjual tiket untuk ongkos produksi.
Kepercayaan ini muncul setelah memenangkan perlombaan pantomime sejak 2017 hingga 2024 dari sekolah yang berbeda-beda.
Anak-anak di Teater Ananda Sekato telah menorehkan segudang prestasi tidak hanya ditataran pertunjukkan, bahkan di ranah kepenulisan.
“Sering masuk nominasi menulis naskah teater dan baru-baru ini memenangkan lomba naskah monolog dengan judul Perempuan Daun Lontar,” kata Abi.
Sudah puluhan tahun Abi mengabdi di jalur teater, baik tradisi, modern dan kontemporer.
Semua dijalani dengan penuh harapan. Semua orang bisa memanen dari yang mereka susah payah tanam. Semoga kebaikan tumbuh dari segala penjuru, kata Abi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.