BATAM, KOMPAS.com - Investor asal China didapuk sebagai penanam modal utama dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Tanjung Sauh, Kecamatan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, menyusul penetapan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2024 lalu.
Dalam penetapan PSN Tanjung Sauh, Pemerintah menunjuk Panbil Group sebagai pengelola PSN dengan target investasi Rp190 triliun secara bertahap hingga 20 tahun ke depan.
Adanya keterlibatan penanaman modal para investor dari Negeri Tirai Bambu ini, diungkapkan Chairman Panbil Group, Johanes Kennedy Aritonang.
Disebutkan, dalam tujuh tahun terakhir, Panbil Group telah melakukan sejumlah MoU dengan beberapa investor asal China, Singapura, dan Jepang.
Baca juga: Jokowi Tetapkan KEK Tanjung Sauh di Batam, Incar Investasi Rp 199,6 Trilun
"China menjadi yang pertama dan terbesar, kemudian Singapura dan Jepang. Target investasi akan dibangun kawasan industri meliputi industri ringan, cair, dan besar," papar Johanes saat dihubungi, Senin (24/6/2024).
Untuk nilai investasi awal, Panbil Group menargetkan Rp 5 triliun-10 triliun dalam kurun waktu lima tahun, guna pembangunan floorplan, waduk, pelabuhan, dan infrastruktur pendukung.
Kemudian pembangunan akan difokuskan pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan jalan lingkungan.
"Kami saat ini menunggu daftar peralatan untuk memulai kegiatan fisik secepat mungkin," lanjut dia.
Terpilihnya Pulau Tanjung Sauh sebagai kawasan investasi baru, salah satu alasannya adalah keterbatasan lahan investasi di Kota Batam.
Bahkan Johanes menyebut, rencana pembangunan infrastruktur PSN Tanjung Sauh akan dapat melebihi Batam.
"Jika investor meminta lahan 100 hektar atau 50 hektar, di Batam sudah habis. Namun, di Pulau Tanjung Sauh masih ada lahan yang tersedia."
Baca juga: Pemerintah Berencana Bangun Pelabuhan di Tanjung Sauh Batam
"Infrastruktur pendukung, kami targetkan kapasitas listrik yang lebih besar, bendungan (DAM) juga sudah ada, serta pelabuhan yang memadai," kata Johanes.
Disinggung mengenai masyarakat pesisir dari tiga kampung nelayan yang ada di Pulau tersebut. Johanes mengimbau warga dapat terlibat dalam setiap proses pembanguan.
Sebagai ganti rugi, Panbil Group akan memberikan lahan relokasi sesuai pilihan warga.
"Kami berharap penduduk tidak pindah sekarang agar bisa membantu kegiatan di sana. Komunikasi dengan warga berjalan baik dan mereka menerima rencana ini dengan positif," sebut dia.