KOMPAS.com – Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Nunukan Kalimantan Utara, melakukan pengecekan harga dan stok bahan pokok (bapok) di Pulau Sebatik, yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
"Ada informasi masuk mengenai dugaan beras Malaysia dioplos dengan beras lokal."
"Kami respon dengan turun langsung ke Sebatik sekaligus untuk pengecekan harga dan stok bapok jelang Idul Adha di perbatasan RI – Malaysia," ujar Pengawas Perdagangan Ahli Muda, pada DKUKMPP Nunukan Abdul Rahman, dihubungi Minggu (16/6/2024).
Dari hasil pantaun ke sejumlah pedagang dan distributor, dinas perdagangan tidak menemukan adanya dugaan beras oplosan di Pulau Sebatik.
Baca juga: Bocah Bunuh Temannya di Sambas Sempat Kabur ke Perbatasan Indonesia-Malaysia
Rahman mengakui, ada beberapa kasus yang kemasan karungnya ditemukan rusak.
Namun kerusakan, bukan karena mengoplos beras, melainkan memindahkan kemasan karung beras kapasitas besar, menjadi kemasan karung lebih kecil, 5 Kg atau kemasan 10 Kg.
"Ada juga kami temukan tiga karung beras di dalam gudang yang kemasannya tidak layak. Pemilik gudang memastikan beras tersebut tidak untuk dijual karena sudah berkutu dan tak layak konsumsi," kata Rahman.
Ia menegaskan, hasil pantauan dan operasi di Pulau Sebatik, DKUKMPP tak menemukan adanya beras oplosan seperti yang dikeluhkan masyarakat.
"Yang ramai pemberitaan beras oplosan itu di Tarakan. Alhamdulillah di Nunukan tidak ada."
"Kami sudah koordinasi dan komunikasi dengan agen, reseller dan distributor di Sebatik, memang tidak ada kasus beras Malaysia dioplos beras lokal," tegasnya.
Untuk harga, beras lokal di Pulau Sebatik dibanderol antara Rp 65.000 sampai Rp 190.000.
Terdiri dari berbagai merek dan kualitas, mulai medium hingga premium, dengan kemasan 10 Kg.
Baca juga: Kurir Sabu 11 Kg Ditangkap di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Sedangkan harga beras Malaysia, harganya berkisar antara Rp 110.000 hingga Rp 115.000 per karung kemasan 10 Kg.
Harga barang lokal stabil, barang Malaysia naik
Pulau Sebatik, yang berbatasan langsung dengan Malaysia, masih bergantung dengan stok pangan dari Malaysia.
Sebagian besar kebutuhan warga dipasok dari Malaysia dan mereka lebih familiar dengan bapok Malaysia ketimbang bapok lokal.
Rahman mengatakan, hasil pantauan di Pulau Sebatik, barang barang kebutuhan pokok jelang Idul Adha dikatakan mencukupi.
"Banyak toko dan gudang di Sebatik memiliki stok yang banyak, baik itu barang lokal atau barang Malaysia. Untuk kebutuhan, sangat mencukupi," kata dia.
Kendati demikian, terjadi kenaikan harga bapok Malaysia, dengan asumsi Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per item.
"Kenaikan terjadi sebulan belakangan, akibat naiknya tukaran ringgit. Kalau sebelumnya satu ringgit Rp 3.200, sekarang Rp 3.400," jelasnya.
Ia mencontohkan, minyak goreng Malaysia yang tadinya dibanderol Rp 15.000/Kg, kini menjadi Rp 16.000, dan beberapa toko menjual seharga Rp 17.000.
Sementara itu, harga bapok lokal terbilang stabil. Barang barang lokal didatangkan langsung dari Kota Tarakan oleh penjual, sebagian diperoleh dari pelayaran tol laut PT Temas dan Kendhaga Nusantara.
Selain itu, kucuran subsidi untuk Damri darat, yaitu pengangkutan barang dari pelabuhan ke gudang agen, juga mendapat subsidi.
Baca juga: Menyusuri “Jalan Tikus” Perbatasan Indonesia-Malaysia: Jalur Sutra Perlintasan Narkoba...
"Harga bapok lokal di Pulau Sebatik jelang Hari Raya Idul Adha, sama dengan di Nunukan Kota. Faktor tol laut dan subsidi Damri darat menjadi alasan itu," kata Rahman.
Ia merincikan, terdapat 17,5 ton stok beras lokal di Pulau Sebatik, terdiri dari merek Cap Jempol, Ketupat, dan Mawar, dengan harga Rp 345.000/25 Kg.
Beras Khatalia merah dibanderol dengan harga Rp 345.000/25 Kg, dengan stok tersedia sebanyak 500 Kg.
Begitu juga dengan beras Khatalia Biru dengan harga Rp 360.000/25 Kg, dengan stok 500 Kg.
Cabe merah besar Rp 80.000/Kg, dengan stok 700 Kg. cabe merah keriting Rp 80.000/Kg dan stok sebanyak 750 Kg.
Cabe rawit merah Rp 80.000, dengan stok gudang sebanyak 730 Kg. Bawang merah dengan harga per kilogram Rp 50.000 dengan ketersediaan stok sebanyak 1 ton.
Bawang putih dengan harga Rp 40.000/Kg dengan stok 1 ton. Bawang bombai dengan harga Rp 25.000/Kg masih tersedia stok sebanyak 150 Kg.
Harga sayur mayur juga belum ada kenaikan untuk produk lokal.
Baca juga: Sisi Lain Prajurit Penjaga Perbatasan Indonesia-Malaysia: Jadi Petani, Guru, dan Nakes Sekaligus
Kentang dijual dengan harga Rp 16.000/Kg, wortel Rp 20.000, tomat lokal Rp 30.000, telur Rp 58.000 sampai Rp 63.000 tergantung ukuran.
Minyak goreng merek Bimoli Rp 23.800/liter, gula pasir Rp 16.000/Kg, mie instan Rp 3.300 per kemasan.
Ikan laut juga tidak ada kenaikan harga. Ikan ketombong, ikan layang, ikan kakap, dijual dengan harga Rp 30.000/Kg.
Ikan bandeng Rp 20.000/Kg, dan ikan tongkol Rp 25.000/Kg.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.