Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Bener Bersatu Cup, Polisi Periksa 15 Saksi dan Berkoordinasi dengan Asprov PSSI Jateng

Kompas.com - 06/06/2024, 08:26 WIB
Dian Ade Permana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Penyidik Satreskrim Polres Semarang telah memeriksa total 15 orang terkait keributan dalam final turnamen sepak bola Bener Bersatu Cup 2024 yang berlangsung Minggu (2/6/2024).

"Kemarin sudah ada 13 orang yang diperiksa untuk dimintai keterangan, terus tambah lagi dua orang, sehingga total menjadi 15 orang yang sudah diperiksa," kata Wakapolres Semarang Kompol Fandy Setiawan, Rabu (5/6/2024).

Menurut Fandy, yang menjalani pemeriksaan tersebut dari unsur panitia, Kepala Desa Bener Saefudin, dan penonton partai yang mempertemukan Putra Bhakti Patemon melawan Ar Rafi Ampel tersebut.

"Termasuk dua orang asisten wasit dalam pertandingan tersebut," ujarnya.

Baca juga: Imbas Kerusuhan Bener Bersatu Cup, Bupati Semarang: Izin Tarkam Akan Diperketat

Menurut Fandi, kepolisian telah membuat laporan atas kejadian tersebut sehingga proses penyelidikan dimulai.

"Kita bekerja maksimal agar cepat agar kasus ini cepat selesai. Sehingga kita juga meminta keterangan dari dokter yang menangani korban termasuk juga saksi ahli untuk memperdalam keterangan yang ada," kata dia.

"Selain itu kepolisian juga berkoordinasi dengan Asprov PSSI Jateng untuk memperjelas kedudukan kejadian tersebut. Bagaimana dari segi penyelenggaraan, panitia bagaimana kesiapan, termasuk dari aspek sepak bolanya," jelas Fandy.

Baca juga: Warga Wadas Anggap Mekanisme Konsinyasi Cacat Hukum

Baca juga: Mengapa Sepak Bola Kerap Diwarnai Kerusuhan?

Disebutkan tidak puas dengan kepemimpinan wasit

Sebelumnya diberitakan, kericuhan terjadi dalam final sepak bola Bener Bersatu Cup yang digelar di Lapangan Pule Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada Minggu (2/6/2024).

Pemain dan penonton yang tak puas dengan kepemimpinan wasit, mengejar dan mengeroyok wasit hingga mengalami luka.

Final tersebut mempertemukan Putra Bakti Patemon melawan Ar Rafi Ampel Kabupaten Boyolali.

Aparat keamanan dan panitia tak mampu membendung amarah pendukung Putra Bakti Patemon. Hingga kemudian wasit dievakuasi dan dilarikan ke tempat yang aman.

Baca juga: Pelantikan Ribuan ASN, Nana Sudjana, dan Janji Tidak Adanya Lagi Honorer...

Kejadian tersebut menjadi viral di media sosial karena melibatkan para pemain profesional dari Liga 1 dan Liga 2.

Pada kericuhan pertama, wasit Hadi Suroso yang mengalami luka, tidak bersedia melanjutkan untuk memimpin pertandingan.

Dia pun digantikan Ridwan Prayitno. Namun, di akhir pertandingan saat dia meniup peluit untuk karena memberi penalti untuk Ar Rafi, dikeroyok para pemain dan penonton.

Baca juga: CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi Bakal Maju pada Pilkada Semarang 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Seorang Pelajar Tewas setelah Motornya Menabrak Pohon di TTU

Seorang Pelajar Tewas setelah Motornya Menabrak Pohon di TTU

Regional
Kades Brebes Korupsi Dana Desa Rp 977 Juta, Judi 'Online' Jadi Modusnya

Kades Brebes Korupsi Dana Desa Rp 977 Juta, Judi "Online" Jadi Modusnya

Regional
Cerita Ibu di Sumut Jadi Korban Penipuan hingga Rp 4 Miliar, 3 Anaknya Dijanjikan Masuk Akpol dan TNI

Cerita Ibu di Sumut Jadi Korban Penipuan hingga Rp 4 Miliar, 3 Anaknya Dijanjikan Masuk Akpol dan TNI

Regional
Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu Karanganyar Mulai Dibangun

Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu Karanganyar Mulai Dibangun

Regional
Razia Hotel dan Indekos di Kebumen, 17 Pasangan Tak Resmi Ditangkap, 3 di Antaranya Pelajar

Razia Hotel dan Indekos di Kebumen, 17 Pasangan Tak Resmi Ditangkap, 3 di Antaranya Pelajar

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
4 Jaringan Narkoba Ditangkap di Lampung, Barang Bukti Ratusan Kilogram Sabu

4 Jaringan Narkoba Ditangkap di Lampung, Barang Bukti Ratusan Kilogram Sabu

Regional
Viral, Video Ambulans Bawa Pasien Kritis Tak Bisa Masuk Rumah Sakit karena Terhalang Rombongan Presiden Jokowi di Sampit

Viral, Video Ambulans Bawa Pasien Kritis Tak Bisa Masuk Rumah Sakit karena Terhalang Rombongan Presiden Jokowi di Sampit

Regional
19 Hari Hilang, Penagih Utang di Palembang Dibunuh Nasabah dan Jasadnya Dicor

19 Hari Hilang, Penagih Utang di Palembang Dibunuh Nasabah dan Jasadnya Dicor

Regional
Komnas HAM Sebut Kasus TPPO di NTT Memprihatinkan, Ini Modus yang Kerap Muncul

Komnas HAM Sebut Kasus TPPO di NTT Memprihatinkan, Ini Modus yang Kerap Muncul

Regional
Kapolda, Wakapolda Banten dan Kapolres Cilegon Dimutasi, Ini Penggantinya

Kapolda, Wakapolda Banten dan Kapolres Cilegon Dimutasi, Ini Penggantinya

Regional
Diduga Terlibat Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Dilakban, 2 Pria di Grobogan Diamankan Warga

Diduga Terlibat Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Dilakban, 2 Pria di Grobogan Diamankan Warga

Regional
Kebakaran di Kabanjahe, 4 Orang Satu Keluarga Tewas

Kebakaran di Kabanjahe, 4 Orang Satu Keluarga Tewas

Regional
Polisi Gerebek Warnet Sarang Judi 'Online', 3 Pejudi Ditangkap

Polisi Gerebek Warnet Sarang Judi "Online", 3 Pejudi Ditangkap

Regional
Aplikasi Srikandi Pemkot Solo Terdampak Peretasan PDN, Surat-menyurat Pakai Manual

Aplikasi Srikandi Pemkot Solo Terdampak Peretasan PDN, Surat-menyurat Pakai Manual

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com