Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi Pakai Struk QRIS Palsu untuk Bayar Jajan di Alun-alun Purwokerto

Kompas.com - 27/05/2024, 15:57 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Seorang mahasiswi tertangkap basah oleh pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (26/5/2024).

Mahasiswi berinisial N itu diduga melakukan transaksi pembelian makanan atau minuman di lapak PKL dengan menunjukkan struk QRIS palsu.

Video penangkapan itu pun beredar melalui aplikasi WhatsApp.

Humas Paguyuban PKL Sehati Alun-alun Purwokerto, Sugiyanto mengatakan, selama ini para pedagang sudah sering menjadi korban penipuan dengan modus tersebut.

Baca juga: Long Weekend, Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Ini memang sudah menjadi incaran orang alun-alun karena sudah sering. Saya dapat keluhan dari anggota bahwa sering terjadi," kata Sugiyanto, kepada wartawan, Senin (27/5/2024).

Kemudian, pada Minggu sekitar pukul 21.30 WIB, Sugiyanto menerima laporan dari anggota bahwa ada perempuan yang ciri-cirinya mirip dengan terduga pelaku sedang kembali melakukan transaksi.

Para pedagang kemudian menangkap mahasiswi tersebut dan dibawa ke Pos Satpol PP Pemkab Banyumas.

Dia diamankan bersama seorang perempuan paruh baya yang belum diketahui identitasnya.

"Dalam satu malam kemarin, ada tiga pedagang yang kena tipu, pedagang nasi goreng Rp 15.000, pedagang sebelah selatan Rp 25.000 dan pedagang es Rp 87.000" ujar Sugiyanto.

Menurut Sugiyanto, modus yang digunakan terduga pelaku yaitu dengan menunjukkan tangkapan layar bukti pembayaran QRIS dengan nominal tertentu yang sudah disiapkan sebelumnya.

Baca juga: Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

"Kalau orang yang tidak memperhatikan, cuma lihat sekilas langsung kena tipu," ujar Sugiyanto.

Sugiyanto mengatakan, permasalahan itu sementara akan diselesaikan secara kekeluargaan.

Ayah terduga pelaku semalam datang ke lokasi untuk meminta maaf dan menyatakan akan bertanggung jawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
28,4 Juta Warga Jateng Bakal Jadi Pemilih pada Pilkada Mendatang

28,4 Juta Warga Jateng Bakal Jadi Pemilih pada Pilkada Mendatang

Regional
'Longboat' Berpenumpang 11 Orang Diduga Hilang Kontak di Maluku Utara

"Longboat" Berpenumpang 11 Orang Diduga Hilang Kontak di Maluku Utara

Regional
Carut Marut PPDB Lampung, Perubahan Regulasi Jadi Penyebab

Carut Marut PPDB Lampung, Perubahan Regulasi Jadi Penyebab

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com