Yudha tak lupa selalu memberikan kabar kepada sang istri di rumah selama ditugaskan untuk misi sosial maupun kemanusian.
Karena tugas relawan Tagana di daerah bencana alam tidak bisa langsung selesai dalam waktu sehari, dua hari. Bahkan bisa berbulan-bulan.
"Yang pastikan sejak awal sudah kita niatkan. Sudah dikasih tahu bahwa tugas Tagana dalam kebencanaan tidak mungkin selesai sehari, dua hari. Sudah kita komunikasikan dengan istri. Dulu sebelum menikah ya dengan orangtua. Sewaktu-waktu ada tugas kalau ada bencana. Kalau rollingan di Tagana paling cepat satu minggu. Kalau psikisnya masih kuat pasti berlanjut," ujar Yudha.
Untuk menunjang tugasnya, Tagana juga dibekali dengan peralatan pendukung.
Seperti perahu, dapur umum, dan lainnya. Peralatan ini semua bantuan dari pemerintah.
Di sisi lain, Yudha juga mengatakan, mendapatkan insentif meski besarannya tidak sebanding dengan tugasnya.
Setiap bulan ia mendapatkan insentif sebesar Rp 250.000 dan diambil setiap enam bulan sekali.
Baginya Yudha, insentif ini bukanlah pendapatan utama. Ia menganggap bahwa insentif yang diambil setiap enam bulan sekali tersebut sebagai bonus dalam menjalankan tugas.
"Kalau insentif itu kita mikirnya bonus saja ya. Kalau ditanya ketika untuk kebutuhan keluarga itu tidak cukup. Bukan kita gunakan untuk keluarga kita. Tapi untuk kegiatan sehari-hari kita untuk tambahan saja," ujar Yudha.
Selain insentif, Yudha mengaku belum lama dari Dinsos Jawa Tengah memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada Tagana.
Asuransi ini diberikan kepada Tanaga yang sudah tercatat di Kemensos.
"Kalau dari Dinsos Solo tidak ada. Tapi, baru kemarin muncul di Dinsos Jawa Tengah kita dimasukkan ke BPJS Ketenagakerjaan. Itu khusus yang punya niat tercatat di Kemensos," terang dia.
Baca juga: Daeng Magading, Jadi Relawan Tagana untuk Kepuasan Bukan Uang
Sementara untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, Yudha mengandalkan penghasilan dari penginapan.
Ia bersama istri memiliki usaha menyewakan penginapan di kawasan objek wisata di Sarangan, Magetan, Jawa Timur.
"Saya punya penginapan di Sarangan," ungkap dia.
Yudha berharap, ada perhatian dan dukungan penuh dari pemerintah kepada relawan Tagana.
"Kalau dari kita tetap menjadi Tagana ya. Harapannya tetap ada support dari dinas. Meskipun nanti tidak ada support dari dinas, kita tetap berkativitas sebagai relawan. Karena relawan ini lebih ke hobi dan panggilan jiwa," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.