Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Endi Yudha Baskoro, 15 Tahun Jadi Relawan Tagana karena Hobi dan Panggilan Jiwa

Kompas.com - 14/05/2024, 06:39 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Endi Yudha Baskoro (40), sudah 15 tahun mengabdikan hidupnya menjadi relawan sosial Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Yudha, panggilan akrabnya, bergabung sebagai relawan Tagana di Solo, Jawa Tengah, sejak 2009.

Yudha memiliki latar belakang pecinta alam. Sebelum menjadi relawan Tagana, warga Jagalan, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, ini lebih dahulu bergabung pecinta alam tingkat kampung atau desa.

Kemudian, ikut karang taruna tingkat kelurahan, kecamatan dan kota. Ia mulai mengenal Tagana sejak dirinya bergabung menjadi karang taruna tingkat kota.

Baca juga: Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

"Di situ ada pelatihan Tagana. Memang saat itu masih agak rancu antara Tagana ikut karang taruna sama berdiri sendiri. Akhirnya, saya diikutkan mewakili dari karang taruna wilayah Kecamatan Jebres. Pelatihan (Tagana) sekitar tahun 2009," kata Yudha, kepada Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah.

Suami Andayani (39) itu sempat bingung dengan organisasi Tagana. Dia mengira Tagana di bawah karang taruna.

Tetapi, seiring berjalan Tagana merupakan organisasi relawan di bawah Kementerian Sosial dan kedudukan Tagana di provinsi berada di bawah pembinaan Dinas Sosial (Dinsos) provinsi, kabupaten/kota.

Yudha menambahkan, selain memiliki latar belakang pecinta alam, dirinya ikut menjadi relawan Tagana karena terinspirasi penyelamatan korban tenggelam dari Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) SAR-UNS.

Menurut dia, SAR di Solo yang usianya cukup tua dari UNS.

"Karena rumah saya dekat Bengawan Solo kalau ada orang tenggelam lihat (penyelamatan) SAR UNS itu jadi kelihatannya asyik, menarik. Dulu belum kepikiran relawan itu seperti apa. Cuma melihat dari aktivitas SAR UNS itu terus dapat kesempatan mewakili karang taruna itu. Terus jadi suka (Tagana) sampai sekarang ini," ujar Yudha.

Yudha menceritakan, pengalaman pertamanya bergabung Tagana. Ia ikut bersama relawan dalam penyelamatan bencana alam erupsi Gunung Merapi tahun 2010.

Baca juga: Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

 

Bahkan, Yudha sempat menyaksikan secara langsung erupsi Gunung Merapi dan berlari untuk menyelamatkan diri.

"Kita di sana hampir satu bulan," ungkap dia.

Yudha mengatakan, selalu mengikuti aturan di mana dirinya ditugaskan.

Hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Termasuk dirinya bisa mengetahui potensi bahaya.

"Kita mengikuti tuan rumah di situ atau SAR di situ. Kita ikut aturan main mereka. Jadi ditugaskan di mana, diajak ke mana kita mengikuti aturan. Jadi tahu potensi bahayanya bagaimana kita tahu," ungkap dia.

 

Yudha tak lupa selalu memberikan kabar kepada sang istri di rumah selama ditugaskan untuk misi sosial maupun kemanusian.

Karena tugas relawan Tagana di daerah bencana alam tidak bisa langsung selesai dalam waktu sehari, dua hari. Bahkan bisa berbulan-bulan.

"Yang pastikan sejak awal sudah kita niatkan. Sudah dikasih tahu bahwa tugas Tagana dalam kebencanaan tidak mungkin selesai sehari, dua hari. Sudah kita komunikasikan dengan istri. Dulu sebelum menikah ya dengan orangtua. Sewaktu-waktu ada tugas kalau ada bencana. Kalau rollingan di Tagana paling cepat satu minggu. Kalau psikisnya masih kuat pasti berlanjut," ujar Yudha.

Untuk menunjang tugasnya, Tagana juga dibekali dengan peralatan pendukung.

Seperti perahu, dapur umum, dan lainnya. Peralatan ini semua bantuan dari pemerintah.

Di sisi lain, Yudha juga mengatakan, mendapatkan insentif meski besarannya tidak sebanding dengan tugasnya.

Setiap bulan ia mendapatkan insentif sebesar Rp 250.000 dan diambil setiap enam bulan sekali.

Baginya Yudha, insentif ini bukanlah pendapatan utama. Ia menganggap bahwa insentif yang diambil setiap enam bulan sekali tersebut sebagai bonus dalam menjalankan tugas.

"Kalau insentif itu kita mikirnya bonus saja ya. Kalau ditanya ketika untuk kebutuhan keluarga itu tidak cukup. Bukan kita gunakan untuk keluarga kita. Tapi untuk kegiatan sehari-hari kita untuk tambahan saja," ujar Yudha.

Selain insentif, Yudha mengaku belum lama dari Dinsos Jawa Tengah memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada Tagana.

Asuransi ini diberikan kepada Tanaga yang sudah tercatat di Kemensos.

"Kalau dari Dinsos Solo tidak ada. Tapi, baru kemarin muncul di Dinsos Jawa Tengah kita dimasukkan ke BPJS Ketenagakerjaan. Itu khusus yang punya niat tercatat di Kemensos," terang dia.

Baca juga: Daeng Magading, Jadi Relawan Tagana untuk Kepuasan Bukan Uang

Sementara untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, Yudha mengandalkan penghasilan dari penginapan.

Ia bersama istri memiliki usaha menyewakan penginapan di kawasan objek wisata di Sarangan, Magetan, Jawa Timur.

"Saya punya penginapan di Sarangan," ungkap dia.

Yudha berharap, ada perhatian dan dukungan penuh dari pemerintah kepada relawan Tagana.

"Kalau dari kita tetap menjadi Tagana ya. Harapannya tetap ada support dari dinas. Meskipun nanti tidak ada support dari dinas, kita tetap berkativitas sebagai relawan. Karena relawan ini lebih ke hobi dan panggilan jiwa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, Polisi Disiagakan Antisipasi Balas Dendam

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, Polisi Disiagakan Antisipasi Balas Dendam

Regional
Jokowi Berkurban Sapi Simental 1 Ton di Masjid Agung Solo

Jokowi Berkurban Sapi Simental 1 Ton di Masjid Agung Solo

Regional
Warna Air Danau Kelimutu Berubah, Apa Penyebabnya?

Warna Air Danau Kelimutu Berubah, Apa Penyebabnya?

Regional
Kedapatan Berjudi 'Online' Dalam Warung Kopi di Aceh, 20 Orang Ditangkap

Kedapatan Berjudi "Online" Dalam Warung Kopi di Aceh, 20 Orang Ditangkap

Regional
2 Jambret di Pekanbaru Ini Kerap 'Nyabu', Pelaku Tewaskan Penjual Sate

2 Jambret di Pekanbaru Ini Kerap "Nyabu", Pelaku Tewaskan Penjual Sate

Regional
Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Regional
3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

Regional
Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Regional
Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Regional
Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Regional
Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Regional
Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Regional
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Regional
Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com