Razali dan relawan Tagana lainnya mendapatkan honor Rp 250.000 perbulan yang dibayarkan setiap enam bulan sekali.
Selain aktif sebagai relawan Tagana, sejak 2013, dia juga diangkat menjadi da’i keliling di bawah Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh.
Tugasnya, setiap hari Selasa malam melakukan syiar keliling ke lokasi yang rawan terjadi pelanggaran syariat Islam di Kota Banda Aceh, seperti warung kopi, kafe, dan taman yang ada di wiliyah Kota Banda Aceh.
Sebagai da’i keliling, Razali mendapatkan honor Rp 600.000 setiap bulan dari Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh.
“Alhamdulillah untuk biaya sehari-hari bersama istri cukup, karena lima orang anak saya sudah selesai semua tanggungan dan sudah menikah," ujar Razali.
Selain dua honor tadi, Razali mencukupi biaya kebutuhan hidup keluarganya dengan menjual kue buatan istrinya ke sejumlah warung kopi yang ada di Banda Aceh.
“Kegiatan rutin setiap pagi saya antar kue kewarung kopi, saat musim tanam padi saya juga turun ke sawah, karena menjadi relawan Tagana juga tidak terikat. Kami saling melengkapi sesama relawan,” ungkapnya.
Razali juga beberapa tahun terakhir ini sering mendapat tawaran untuk membintangi beberapa film yang digarap oleh sineas muda Aceh Bergerak sebagai pemeran sosok ayah.
Sementara, Kabid Linjamsos Dinas Sosial Kabupaten Aceh Besar, Munawar, mengatakan, relawan Tagana di Kabupaten Aceh Besar seluruhnya berjumlah 74 orang yang tersebar di 20 kecamatan dari 23 kecamatan di Aceh Besar.
Tiga kecamatan tanpa relawan Tagana, yaitu Kecamatan Lembah Seulawah, Pulau Aceh, dan Leupueng.
"Tapi di sana tetap ada pilar sosial lain, seperti pendamping desa kita ada di sana, sehingga setiap ada bencana, kita mendapat laporan dan data dari mereka,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.