Menurutnya, tenggelamnya wilayah pesisir karena pembangunan yang masif di kawasan tersebut sehingga terjadi penurunan muka tanah. Di samping itu, terjadi kenaikan permukaan air laut.
Kondisi itu diperparah dengan masifnya pengambilan air tanah.
"Kalau itu dihentikan mungkin saja kawasan permukiman tenggelam dapat terhindar," bebernya.
Menurutnya, penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh. Dengan begitu tenggelamnya wilayah pesisir bisa dicegah.
Baca juga: Jalan Kaligawe Semarang Masih Banjir Rob, Pemudik Disarankan Lewat Wolter Monginsidi
"Jangan bangun yang berat-berat di pesisir seperti kawasan industri. Kalau sudah ada ya berhentilah karena dari industri itu kebutuhan air tanah juga dikuras habis," tegasnya.
Ia menilai, konservasi mangrove menjadi solusi dari persoalan tersebut. Tercatat ada 62,9 hektar lahan mangrove di Semarang yang hendak dilakukan konservasi.
Namun, kata dia, belum ada langkah sistematis yang dilakukan pemerintah di lapangan. Padahal mangrove menjadi solusi tahan lama dibandingkan bangunan infrastruktur.
"Tanggul laut bukan solusi, bersifat temporer, harus dibarengi dengan konservasi mangrove," paparnya.
Menurutnya, konservasi mangrove perlu dilakukan secara kombinasi. Dalam hal ini boleh dilakukan pembuatan tanggul laut tapi bersifat sementara.
"Di belakang tanggul nantinya dilakukan konservasi mangrove secara masif sehingga ketika tanggul itu pecah sudah terbentuk sabuk mangrove," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.