Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Pasar Tumpah di Brebes Disebut Jadi Titik Rawan Macet Saat Arus Mudik

Kompas.com - 26/03/2024, 12:04 WIB
Tresno Setiadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Dua pasar di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah diprediksi menjadi salah satu penyebab kemacetan saat arus mudik Lebaran.

Pasalnya, aktivitas jual-beli di dua pasar tersebut cukup padat hingga ke tepi jalan atau disebut pasar tumpah.

Kedua pasar tersebut adalah Pasar Bulakamba di jalur Pantura dan Pasar Linggapura di jalur selatan menuju Purwokerto dan Cilacap.

Baca juga: 10 Titik Rawan Macet dan Kecelakaan di Jateng Versi Dishub

"Ada dua pasar yakni Pasar Bulakamba di jalur Pantura dan Pasar Linggapura di Kecamatan Tonjong di jalur selatan menuju arah Purwokerto," kata Kasatlantas Polres Brebes AKP Rahandi Gusti Pradana kepada wartawan, Selasa (26/3/2024).

Rahandi mengatakan, pihaknya akan menempatkan petugas pada saat arus mudik di dua pasar tumpah itu.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan pada jam-jam tertentu.

Guna memperlancar arus lalu lintas pada arus mudik, pihaknya juga akan berkordinasi dengan Satpol PP dan pihak pengelola pasar.

"Bila diperlukan kita terapkan contraflow bila sewaktu-waktu terjadi kepadatan kendaraan," tambah Rahandi.

Seperti diketahui, keberadaan pasar tumpah kerap menjadi biang kemacetan saat musim mudik lebaran. Hal itu terjadi lantaran banyaknya pedagang yang berjualan persis di badan jalan.

Kondisi ini diperparah, dengan maraknya penarik becak yang mangkal hampir menutup salah satu lajur jalan, angkutan umum yang menurunkan dan menaikan penumpang.

Termasuk hilir mudik masyarakat menyeberang jalan yang keluar masuk pasar.

Meski instansi terkait seperti Satlantas Polres Brebes dan Satpol PP, sebenarnya kerap kali melakukan penertiban.

Namun, pedagang tak pernah kapok dan enggan pindah ke dalam pasar. Mereka lebih memilih di luar pasar karena lebih laku ketimbang harus berjualan di dalam pasar.

Apalagi pedagang yang berjualan hingga memakan badan jalan itu, merasa legal berjualan karena setiap hari ditariki retribusi oleh petugas pengelola pasar.

Meski keberadaan mereka di satu sisi tidak memperdulikan keselamatannya saat berjualan yang rawan kecelakaan. Apalagi banyak kendaraan besar yang melintas seperti truk bermuatan lebih dari dua sumbu melintas.

Baca juga: Libur Nataru, Tiga Ruas Jalan di Bantul Ini Rawan Macet dan Kecelakaan

Salah satu pedagang di Pasar Bulakamba, Samiasih mengaku was-was ketika harus berjualan di pinggir jalan. Namun karena pembeli banyak yang memilih tidak sampai masuk pasar.

"Saya sudah 15 tahun jualan di pinggir jalan, sebenarnya takut tapi bagaimana lagi, lebih laku di sini ketimbang jualan di dalam pasar," katanya.

Pedagang yang berjejer di pinggir jalan Pantura ini mengaku setiap hari ditarik retribusi oleh pihak pengelola pasar.

"Saya ditariki retribusi sebesar Rp. 2 ribu, parkir Rp 2 ribu dan tempat duduk Rp 2 ribu. Jadi sehari harus mengeluarkan uang hingga Rp 6 ribu," ungkap Asih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Regional
Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com