"Kami tahu setelah diteliti itu ada logo merek kertasnya kemungkinan zaman VOC," ujarnya.
Dikatakan, awalnya ada lima mushaf di masjid. Namun saat ini hanya tersisa empat mushaf, satu mushaf yang lain tidak diketahui keberadaannya.
Menurutnya, hanya satu mushaf yang kondisinya lengkap.
"Yang masih lengkap ini satu, yang lainnya sudah tidak lengkap karena hilang jilidnya lepas. Karena sudah termakan usia," kata Nasirudin.
Baca juga: Cerita Marbut Masjid Wanita di Malang, Pekerjaan Warisan dari Sang Ayah
"Meskipun sudah berusia tua, mushaf Al Quran Blawong masih bisa terbaca. Namun ada beberapa bagian yang memerlukan keahlian khusus, sebab ada yang tidak berharokat. Selain itu juga tidak ada tanda baca yang menunjukkan urutan ayat-ayatnya," paparnya.
Mushaf ini awalnya hanya dibaca satu tahun sekali, setiap 20 Syaban. Namun dibaca rutin setiap 35 hari sekali atau setiap selapan.
"Tujuannya untuk merawat dan melestarikan warisan leluhur, jadi sudah lima tahun ini mushaf dibaca setiap selapan, jadwalnya Senin Wage," ungkap Nasirudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.