Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa di Aceh 2 Tahun Mengabdikan Diri Jadi Marbut Masjid

Kompas.com - 24/03/2024, 03:30 WIB
Raja Umar,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com- Tiga mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh menceritakan pengabdian mereka sebagai marbut di Masjid Al-Jihad di Desa Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

Saat ditemui oleh Kompas.com, salah satu mahasiswa bernama Deskananda (19) mengungkapkan dirinya sudah dua tahun mengabdikan diri sebagai marbut di Masjid Al Jihad.

Di tahun 2022 saat pertama kali menawarkan diri untuk menjadi marbut, Nanda, sapaannya, baru saja mendaftar kuliah di Jurusan Sastra Arab UIN Ar Raniry, Banda Aceh.

Baca juga: Marbut di Jakarta Selatan Sempat Ditawari Umrah Gratis, tapi Gagal karena Harus Pindah Domisili

“Saya dulu datang langsung ke masjid ini menjumpai pengurus menawarkan diri menjadi marbut, Alhamdulillah saat saya datang memang lagi kekurangan marbut di sini," katanya saat ditemui, Kamis (21/3/2024).

Setelah mengikuti wawancara, Nanda menjalani tes azan, mengaji, menjadi imam, dan membaca Al Quran.

Dia masih ingat, pada Minggu 18 Agustus 2022, pengurus mengangkatnya menjadi marbut.

Tugasnya, mengurus kegiatan dan kebutuhan masjid serta jemaah. Termasuk soal jadwal shalat dan kegiatan keagamaan di Masjid Al Jihad.

Baca juga: Cerita Marbut Masjid di Riau, Dapat Honor Ratusan Ribu Rupiah dari Sumbangan Warga

Tak sendirian, Nanda bersama dengan dua temannya yang lain.

“Saya, teman saya Mufaddal (19) dan Zakiyul Fahmi (23), kami disediakan tempat tinggal di sini, sembako seperti beras, minyak goreng, air mineral diberikan geratis untuk kami,” sebutnya.

Baca juga: Kisah Marbut Masjid Agung Al-Aaraf Rangkasbitung, Jadi Kuli Cuci Piring dan Tukang Parkir untuk Penuhi Kebutuhan

Atur jadwal kuliah

Deskananda (19) , Mufaddal (20) dan Zakiyul Fahmi (23) Mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh menjadi marbot di Masjid Al Jihad Desa Jeulingke, kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh. Jum'at (22/03/2024)KOMPAS.COM/TEUKU UMAR Deskananda (19) , Mufaddal (20) dan Zakiyul Fahmi (23) Mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh menjadi marbot di Masjid Al Jihad Desa Jeulingke, kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh. Jum'at (22/03/2024)

Mereka bertiga berbagi tugas. Mulai dari menjaga kebersihan, ketersediaan air bersih, mengumandangkan azan, mempersiapkan shalat Jumat, shalat tarawih, dan ibadah saat Hari Raya.

Tugas itu dilakukan dengan mengatur waktu di sela jadwal kuliah.

"Kami di sini ada tiga orang yang mengurus masjid, sehingga kami bisa saling berbagi tugas saat di antara kami ada jadwal masuk kuliah atau kegiatan lain di luar,” katanya.

Baca juga: Tak Ada Jaminan Kesehatan Selama 32 Tahun Jadi Marbut, Sadikun Andalkan KIS

Selama menjadi marbut di Masjid Al Jihad, kata Nanda, dia banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan berharga.

Seperti mengajarkan anak-anak mengaji, membangun komunikasi dan interaksi dengan semua kalangan dari berbagai latar yang datang ke masjid tersebut.

“Sebelum bergabung menjadi marbut saya dulunya agak tertutup, tidak banyak interaksi dengan orang lain, jarang saya keluar rumah dan bergaul waktu di kampung, tapi selama di sini Alhamdulillah sudah banyak hal yang sudah saya dapat dalam hidup saya,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Wagino, dari Penjual Karcis Bioskop sampai Mengabdi Jadi Marbut Masjid

Upah untuk tambahan uang kuliah

Deskananda (19) , Mufaddal (20) dan Zakiyul Fahmi (23) Mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh menjadi marbot di Masjid Al Jihad Desa Jeulingke, kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh. Jum'at (22/03/2024)KOMPAS.COM/TEUKU UMAR Deskananda (19) , Mufaddal (20) dan Zakiyul Fahmi (23) Mahasiswa UIN Ar Raniry Banda Aceh menjadi marbot di Masjid Al Jihad Desa Jeulingke, kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh. Jum'at (22/03/2024)

Menurut Nanda, menjadi marbut adalah sebuah pengabdian. Marbut adalah orang yang akan selalu melangkahkan kaki ke masjid, tidak pernah meninggalkan masjid, meski halangan dan rintangan mengadang.

“Terus orang yang tinggal di masjid itu sendiri orang yang terus semangat dalam meramaikan masjid, itu pemahaman saya, kan ada juga orang yang tinggal di masjid tapi mereka cuma numpang saja, tidak menjadikan masjid sebagai tempat penagabdian," ungkap Nanda.

Pengabdian tersebut membuat upah bukan menjadi hal utama baginya.

"Jadi marbut upah saya Rp 300.000 per bulan, cukuplah untuk tambah biaya kuliah meringankan biaya orangtua, orangtua juga mendukung saya jadi marbut, beliau berpesan jangan melihat bebas kecil gaji, tapi bekerjalah dengan ikhlas, dan saya akan menjadi marbut hingga selesai kuliah nanti," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com