Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tradisi Roah, Perekat Rasa Persaudaraan Masyarakat Sasak Saat Ramadhan

Kompas.com - 20/03/2024, 03:30 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com- Suara beduk menggema sampai ke sudut-sudut Kampung Abu Dabi, Desa Darek, Kabupaten, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (18/3/2024) sore menjelang Magrib.

Sejumlah laki-laki bergegas melangkah ke masjid untuk melaksanakan tradisi roah saat Ramadhan 1445 Hijriah.

Baca juga: Tradisi Roah untuk Persatukan Warga Desa Mareje yang Sempat Berseteru Akan Digelar

Anak-anak mengenakan busana muslim tampak gembira mengikuti langkah orangtuanya untuk mengikuti tradisi roah.

Roah merupakan ritual doa bersama yang dilakukan oleh kaum laki-laki di masjid. Para perempuan atau ibu-ibu rumah tangga berperan dalam menyiapkan hidangan yang diantarkan ke masjid dengan menggunakan dulang atau baki besar.

Baca juga: Masjid Singaraja Bali Merawat Tradisi Bubur Kajanan untuk Buka Puasa Bersama

Dulang-dulang ini berisi berbagai macam makanan seperti opor ayam, opor telur, pecel, pelecing, dan masakan khas lainnya.

Penjelasan tokoh masyarakat

Tradisi Roah menyambut bulan Ramadhan di Dusun Abi Dabi, Desa Darek, Lombok Tengah, Senin (11/3/2024).KOMPAS.COM/IDHAM KHALID Tradisi Roah menyambut bulan Ramadhan di Dusun Abi Dabi, Desa Darek, Lombok Tengah, Senin (11/3/2024).

Ramli (53) tokoh masyarakat setempat menjelaskan bahwa roah merupakan tradisi rutin yang dilakukan setiap tahun di awal, pertengahan, dan akhir Ramadhan. 

Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur untuk menyambut kedatangan bulan suci dengan penuh sukacita.

"Roah ini memang tradisi setiap tahun, kita bersyukur dapat bertemu dengan bulan suci Ramadhan lagi," kata Ramli, Senin (18/3/2024).

Ramli menjelaskan bagaimana tradisi ini dilakukan.

“Pelaksanaan roah dimulai dengan para perempuan mengantarkan dulang berisi hidangan ke masjid. Kemudian, kaum laki-laki berkumpul di masjid untuk melakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang kiai atau Tuan Guru,” kata Ramli.

Baca juga: Tradisi Berbagi Kanji Rumbi untuk Menu Berbuka di Aceh

Selain sebagai wujud rasa syukur, tradisi ini juga dilakukan untuk mempererat persaudaraan.

“Setelah doa bersama selesai, tibalah saatnya untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan dalam dulang. Momen ini menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan bagi masyarakat Dusun Abu Dabi,” kata Ramli.

Selain dilaksanakan menyambut awal Ramadhan, roah juga dilakukan di pertengan bulan puasa dan di akhir bulan puasa.

“Roah ini juga dilakukan di pertengahan bulan Ramadhan, yang kita sebut juga roah balik ayat. Jadi balik ayat ini maksudnya mengganti ayat bacaan Quran saat pelaksanaan shalat tarawaih,” kata Ramli.

“Sementara roah di akhir bulan Ramadhan juga menjadi bentuk rasa syukur, kita sudah diberikan kesempatan kesehatan melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh,” kata Ramli.

Baca juga: Tradisi Unik di Makam Mbah Priok, Pedagang Tak Pernah Tutup Warung Meski Tidak Berjualan

Penjelasan budayawan

Tradisi roah saat bulan ramadhan di lombok. Tradisi roah saat bulan ramadhan di lombok.

Pengaksare Agung Majelis Adat Sasak Sajim Sastrawan menerangkan, tradisi roah merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dilaksanakan oleh masyarakat suku Sasak Lombok sebelum masifnya syiar Islam oleh para sunan dari Jawa.

Menurut Sajim, kata roah berasal dari kata rawuh yang artinya menghadirkan atau mendatangkan. Sebagaimana dari arti kata tersebut, roah bisa diartikan menghadirkan banyak orang.

“Jadi roah ini diartikan dari bahasa Sasak lama, berasal dari kata rawuh, yang artinya menghadirkan, mendatangkan. Jadi roah ini bisa juga dimaknai berkumpul seperti mengajak soudara tetangga untuk berkumpul memperingati suatu peristiwa,” kata Sajim, sapaan akrabnya.

Baca juga: Tradisi Berbagi Kanji Rumbi untuk Menu Berbuka di Aceh

Kehadiran banyak orang untuk memperingati peristiwa, dengan cara memanjatkan doa adalah bukti rasa syukur terhadap Sang Pencipta atas suatu peristiwa penting yang akan atau telah dicapai masyarakat.

“Dari aspek kemasyarakatan secara sosilogis, roah ini juga satu cara instrumen bangsa Sasak ini untuk berkumpul mengucap rasa syukur atas suatu peristiwa yang telah maupun yang akan datang. Misalnya kita menyambut Ramadhan ini,” kata Sajim.

Baca juga: Meneguhkan Budaya Sasak di Tengah Kemajuan Zaman

Sajim menjelaskan, tradisi roah mempunyai banyak bentuk, di antaranya roah sifatnya untuk keluarga seperti melaksanakan syukuran pernikahan, dan ada roah untuk untuk keperluan komunitas atau kegamaan seperti yang dilakukan menyambut bulan puasa ini.

“Nah untuk roah menyanbut bulan Suci Ramadhan ini biasanya juga disebut roah bersinan atau petaek dulang yang artinya, roah membersihkan diri menyambut bulan suci Ramadhan,” kata Sajim.

Pada prinsipnya, kata Sajim, masyarakat Sasak tidak suka merayakan kebahagian secara individual, namun masyarakat Sasak selalu ingin berbagi atas kebahagian yang tengah didapatkan.

“Masyarakat sasak itu merasa belum cukup berdoa sendiri, merayakan kebahagian sendiri, dia harus menghadirkan saudara dan kerabat tetangga untuk hadir dan berdoa kepada Sang Pencipta,” ungkap Sajim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com