GROBOGAN, KOMPAS.com - Banjir yang menerjang wilayah perkotaan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, surut di hari kelima, Minggu (17/3/2024).
Berdasarkan pantauan, kedalaman air yang awalnya mencapai 1 meter menggenangi akses jalan dan permukiman berangsur berkurang sejak dini hari.
Hingga siang ini, surutnya banjir di pusat kota Grobogan mulai terlihat merata selaras dengan aktivitas masyarakat yang kembali normal.
Sebagian besar warga memilih membersihkan sisa-sisa air keruh bercampur lumpur di rumah, termasuk mengeringkan perabotan yang basah.
Baca juga: Banjir Grobogan Rendam 13.341 Rumah, 4.352 Hektar Sawah, dan 80 Fasilitas Pendidikan
Arus lalu lintas di semua jalan protokol di antaranya di jalan R Suprapto, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan MT Haryono, Jalan S Parman, Jalan Piere Tendean dan Jalan Untung Suropati yang sebelumnya tenggelam pun sudah kering.
Banjir di akses jalan utama ini tercatat paling parah.
Baca juga: Banjir Masih Merendam Pusat Kota Grobogan, Akses Perekonomian Lumpuh
Pun demikian juga jalan beraspal yang mengelilingi kawasan alun-alun Purwodadi yang dijadikan kompleks perkantoran Pemkab Grobogan, Perhutani KPH Purwodadi, Kejaksaan Grobogan, DPRD Grobogan, Disporabudpar Grobogan dan Masjid Agung Baitul Makmur.
Adapun kompleks pertokoan, pusat perbelanjaan dan denyut perekonomian lainnya sudah nampak beroperasi.
Sekda Grobogan Anang Armunanto mengatakan, salah satu faktor surutnya banjir di perkotaan Purwodadi lantaran Pemkab Grobogan memutuskan membuka pintu air di "Bendung Klambu".
Sebagai catatan, limpasan air dari waduk di Kecamatan Klambu, Grobogan, tersebut selama ini dimanfaatkan untuk keperluan pengairan area persawahan di wilayah Kabupaten Kudus dan Demak.
"Tentunya ini sudah sesuai SOP. Sebenarnya pintu Bendung Klambu dibuka kemarin tapi banjir surutnya perlahan. Bersyukur juga cuaca baik di hulu Sungai Lusi bagian timur di Bendung Dumpil sehingga tidak dijor hujan lebat," kata Anang.