Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kelima, Banjir Grobogan Surut, Aktivitas Warga Kembali Normal

Kompas.com - 17/03/2024, 15:33 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Andi Hartik

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Banjir yang menerjang wilayah perkotaan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, surut di hari kelima, Minggu (17/3/2024).

Berdasarkan pantauan, kedalaman air yang awalnya mencapai 1 meter menggenangi akses jalan dan permukiman berangsur berkurang sejak dini hari.

Hingga siang ini, surutnya banjir di pusat kota Grobogan mulai terlihat merata selaras dengan aktivitas masyarakat yang kembali normal.

Sebagian besar warga memilih membersihkan sisa-sisa air keruh bercampur lumpur di rumah, termasuk mengeringkan perabotan yang basah.

Baca juga: Banjir Grobogan Rendam 13.341 Rumah, 4.352 Hektar Sawah, dan 80 Fasilitas Pendidikan

Arus lalu lintas di semua jalan protokol di antaranya di jalan R Suprapto, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan MT Haryono, Jalan S Parman, Jalan Piere Tendean dan Jalan Untung Suropati yang sebelumnya tenggelam pun sudah kering.

Banjir di akses jalan utama ini tercatat paling parah.

Baca juga: Banjir Masih Merendam Pusat Kota Grobogan, Akses Perekonomian Lumpuh

Pun demikian juga jalan beraspal yang mengelilingi kawasan alun-alun Purwodadi yang dijadikan kompleks perkantoran Pemkab Grobogan, Perhutani KPH Purwodadi, Kejaksaan Grobogan, DPRD Grobogan, Disporabudpar Grobogan dan Masjid Agung Baitul Makmur.

Adapun kompleks pertokoan, pusat perbelanjaan dan denyut perekonomian lainnya sudah nampak beroperasi.

Sekda Grobogan Anang Armunanto mengatakan, salah satu faktor surutnya banjir di perkotaan Purwodadi lantaran Pemkab Grobogan memutuskan membuka pintu air di "Bendung Klambu".

Sebagai catatan, limpasan air dari waduk di Kecamatan Klambu, Grobogan, tersebut selama ini dimanfaatkan untuk keperluan pengairan area persawahan di wilayah Kabupaten Kudus dan Demak.

"Tentunya ini sudah sesuai SOP. Sebenarnya pintu Bendung Klambu dibuka kemarin tapi banjir surutnya perlahan. Bersyukur juga cuaca baik di hulu Sungai Lusi bagian timur di Bendung Dumpil sehingga tidak dijor hujan lebat," kata Anang.

Banjir yang menerjang wilayah perkotaan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah surut di hari kelima, Minggu (17/3/2024).KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Banjir yang menerjang wilayah perkotaan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah surut di hari kelima, Minggu (17/3/2024).
Disampaikan Anang, untuk penanganan banjir di kecamatan lain di luar Purwodadi, pemerintah sudah berupaya memperbaiki sejumlah tanggul sungai yang jebol.

"Untuk perbaikan tanggul-tanggul sungai jebol yang memang kewenangan pusat yakni Kementerian PUPR dan BBWS dan sudah kami koordinasikan dengan baik. Sudah dikerjakan dengan didatangkan alat berat. Semoga segera tuntas," jelas Anang.

Dijelaskan Anang, saat ini banjir di wilayah Kabupaten Grobogan dipastikan telah berangsur surut.

"90 persen banjir di Kabupaten Grobogan surut. Tinggal beberapa desa. Untuk pengungsi hampir keseluruhan sudah dipulangkan," kata Anang.

Baca juga: Hujan Berhari-hari, Grobogan Kembali Diterjang Banjir, 40 Desa Terdampak

Disampaikan Anang, secara topografi wilayah Kabupaten Grobogan merupakan daerah dataran rendah berupa cekungan yang diapit oleh Pegunungan Kapur (utara) dan Pegunungan Kendeng (selatan).

Kondisi itu juga diduga menjadi salah satu faktor penyebab banjir di Grobogan masih bertahan sejak dua hari sebelumnya.

"Banjir akibat kiriman air dari wilayah Timur atau hulu yang diguyur hujan lebat berhari-hari. Akibatnya pintu Bendungan Dumpil, dibuka hingga air Sungai Lusi meluap. Sesuai SOP juga, Bendungan Klambu juga sudah dibuka untuk mengatasi banjir. InshaAllah jika cuaca baik, banjir tuntas," kata Anang.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan mencatat sebanyak 13.341 rumah terendam dan 692 jiwa mengungsi akibat banjir yang melanda wilayahnya sejak Rabu (13/3/2024).

Data terbaru tersebut dilaporkan tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) pada Sabtu (16/3/2024) sore pukul 17.00 WIB.

Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Endang Sulistyoningsih mengatakan, selain mengepung permukiman, banjir juga merendam 4.352,5 hektar area persawahan, 80 fasilitas pendidikan dan 7 tanggul sungai jebol.

"8 rumah rusak ringan dan 1 rumah rusak berat," kata Endang saat dihubungi melalui ponsel.

Merujuk keterangan Pusdalops BPBD Grobogan, sambung Endang, banjir saat ini terpantau meluas menerjang 113 desa di 13 kecamatan (Grobogan, Klambu, Wirosari, Brati, Ngaringan, Tawangharjo, Gubug, Purwodadi, Karangrayung, Penawangan, Godong, Tegowanu dan Pulokulon).

Dengan kata lain, 68 persen wilayah Kabupaten Grobogan telah terdampak banjir.

Dijelaskan Endang, bencana banjir kali ini terhitung lebih besar jika dibanding dengan kejadian serupa di awal Februari lalu.

Meluasnya banjir, kata dia, ditengarai karena wilayah hulu Sungai Lusi terus mengirim debit air menyusul curah hujan dengan intensitas tinggi.

"Untuk kebutuhan logistik dan makanan bagi warga terdampak, Pemkab Grobogan bersama seluruh unsur forkopimda telah mendirikan dapur umum di 45 titik," ujar Endang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Regional
[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Regional
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com