Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Petani Padi Berebut Jadi Buruh Angkut untuk Mencukupi Kebutuhan...

Kompas.com - 04/03/2024, 22:07 WIB
Junaidin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Menurutnya, kenaikan harga gabah saat ini tidak begitu berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan karena biaya produksi yang dikeluarkan cukup tinggi.

Seperti halnya di masa panen seperti saat ini, dalam satu karung gabah saja ia harus mengeluarkan biaya Rp 100.000.

Biaya tersebut dihabiskan untuk menyewa mobil pemanen padi Rp 50.000 per karung, kemudian sewa buruh angkut Rp 30.000 dan ditambah beli karung serta konsumsi buruh panen.

"Keuntungan bertani sawah ada tapi sangat tipis, karena biaya produksinya tinggi. Harga pupuk dan obat-obatan ini kan tidak pernah turun," keluhnya.

Adi mengatakan, sampai hari ini masih bertahan menggarap lahan sawah karena hasil panen padi disimpan untuk memenuhi kebutuhan harian keluarganya.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan lain, ia mengandalkan hasil jual beli sapi ke wilayah Bima.

"Padinya tidak saya jual, simpan buat stok di rumah saja, sedangkan untuk kebutuhan lain saya penuhi dari beternak sapi ini," kata Adi.

Baca juga: Pupuk Subsidi Tak Mencukupi, Petani di Pematangsiantar Berutang

Penjelasan Pemkab

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni mengungkapkan, harga beras saat ini cenderung terus mengalami kenaikan.

Namun kondisi sebaliknya terjadi pada gabah, yang mana harganya justru merangkak turun di tingkat petani.

Kondisi ini dinilai terjadi karena ada perubahan pola dalam mengelola hasil pertanian oleh para petani di Dompu, seperti halnya mereka tidak lagi menyetok gabah di rumah melainkan langsung menjualnya ke tengkulak.

"Kemudian juga sekarang ini penggilingan kecil tidak lagi kekurangan bahan baku, karena itu tadi gabah itu sudah diambil oleh pengusaha," kata Syahroni saat ditemui, Senin (4/3/2024).

Hal lain yang juga turut mempengaruhi, lanjut dia, yakni perilaku konsumsi masyarakat yang tidak berubah, namun pola produksi petani justru berubah karena faktor cuaca.

Faktor cuaca ini membuat waktu tanam petani mundur sehingga memicu terjadinya kelangkaan stok beras yang berimbas pada naiknya harga.

"Konsekuensi kemunduran jadwal tanam itu produknya jadi terbatas. Hal-hal itu yang menyebabkan harga beras naik dan gabah menurun," jelasnya.

Syahroni mengaku sulit menekan penyempitan lahan pertanian akibat pengalihan untuk pembangunan.

Namun, alternatif yang diambil saat ini adalah meningkatkan indeks pertanaman petani dengan mendukung pembangunan saluran irigasi, sumur bor dan jalan usaha tani.

Dengan beberapa upaya ini diharapkan areal pertanian yang dulunya hanya bisa menggarap lahan sekali dalam setahun bisa berubah menjadi dua atau tiga kali setahun.

"Kita tutupi lahan menyempit ini dengan menaikan indeksnya. Kita bantu juga dengan penyaluran pupuk subsidi, tetapi inikan kebijakan nasional, kita hanya dikasi sesuai kuota," terangnya.

Muhammad Syahroni mengatakan, Pemkab Dompu memang sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan dan pemberdayaan petani tahun 2022.

Regulasi ini dinilai akan sangat membantu para petani dalam banyak hal, salah satunya untuk menstabilkan harga penjualan gabah.

Namun demikian, sampai saat ini regulasi tersebut belum ada tindak lanjut dari pemangku kebijakan.

"Ketika harga dibawah HPP, idealnya harus ada stabilisasi harga oleh pemerintah. Itukan secara konsep tapi operasional tidak sesederhana itu. Sementara realisasinya belum ada, langkah kita seperti apa, saya inikan dibatasi oleh kewenangan," kata Syahroni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Regional
Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Regional
Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Regional
Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Regional
Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Regional
Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Regional
Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Regional
Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Regional
Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com