Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Petani Padi di Sumbawa Semakin Terhimpit Mahalnya Biaya Produksi

Kompas.com - 04/03/2024, 19:45 WIB
Susi Gustiana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

 

SUMBAWA, KOMPAS.com - Petani padi di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), semakin sulit. Mereka dihadapkan pada situasi yang membuat biaya produksi semakin tinggi, seperti cuaca yang tidak menentu dan harga pupuk yang mahal.

Saparuddin (52), petani di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), nekat menanam padi di tengah terbatasan ketersediaan air. Ia hanya bermodal niat, kerja keras dan rasa optimistis.

“Sawah kami di wilayah tadah hujan. Jadi bukan sawah irigasi primer. Saya nekat tanam padi meski kurang air,” kata Saparuddin saat ditemui, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Belasan Kejadian Khusus Mewarnai Rekapitulasi Hasil Pemilu 2024 di Sumbawa

Ia mengeluarkan modal yang cukup besar agar sawahnya bisa ditanami padi saat hujan yang intensitasnya mengalami penurunan.

“Hujan sekali dalam seminggu. Meski tantangan tidak mudah, saya tetap optimis padi bisa panen,” ujarnya.

Saparuddin mengaku menyambung selang air sejauh 1 kilometer dari sungai ke lokasi sawah.

"Untung masih ada air sungai meski jauh juga jaraknya. Tetapi debit air sungai sangat kecil," katanya.

Baca juga: Hujan Tak Menentu, Petani Padi di Sikka Terancam Gagal Panen

Untuk menyedot air dari sungai ke sawah butuh biaya yang cukup mahal. Saparuddin biasanya menghabiskan uang Rp 500.000 untuk membeli bensin tiap kali mengairi sawahnya yang seluas 500 are.

Pinjam di bank

Karena biaya produksi yang tinggi, Saparuddin terpaksa meminjam uang Rp 10 juta di bank.

“Iya, saya dan istri sepakat pinjam uang di bank sebagai modal awal Rp 10 juta. Semoga padi kita selamat dan bisa panen,” kata Saparuddin.

Tak hanya untuk mesin penyedor air, Saparuddin juga harus berhadapan dengan harga pupuk yang cukup mahal.

“Pupuk sudah jadi kebutuhan wajib, dari biaya produksi yang kami pinjam di bank sekitar Rp 2 juta untuk membeli pupuk,” jelasnya.

Sebagai petani dengan penghasilan musiman, ia hidup dalam kondisi pas-pasan.

“Kalau tidak ada kerjaan di sawah, saya biasa jadi buruh juga di sawah orang. Lumayan upah Rp 100.000 per hari bantuan semai benih atau membuat pagar dan semprot tanaman,” kata Saparuddin.

Sapia, istri Saparuddin harus pandai mengatur keuangan. Ia juga berusaha membantu pekerjaan suami di sawah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Oknum PNS dan Honorer Selingkuh di Bangka Barat Digerebek Warga, Disanksi dan Berakhir Damai

Oknum PNS dan Honorer Selingkuh di Bangka Barat Digerebek Warga, Disanksi dan Berakhir Damai

Regional
Kemenag Luncurkan Program Senam Haji dan Batik Haji Indonesia di Medan

Kemenag Luncurkan Program Senam Haji dan Batik Haji Indonesia di Medan

Regional
Dimeriahkan Artis Papan Atas, Pemprov Riau Sediakan 150 Stan UMKM Gratis di Gebyar BBI BBWI Riau

Dimeriahkan Artis Papan Atas, Pemprov Riau Sediakan 150 Stan UMKM Gratis di Gebyar BBI BBWI Riau

Regional
Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Duga Pelaku Orang Terdekat

Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Duga Pelaku Orang Terdekat

Regional
'Usai Mayat Majikan Berhasil Dievakuasi, Anjingnya Juga Ikut Mati'

"Usai Mayat Majikan Berhasil Dievakuasi, Anjingnya Juga Ikut Mati"

Regional
Lagi, Seorang Petani di Brebes Tewas Diduga Karena Tabrak Lari

Lagi, Seorang Petani di Brebes Tewas Diduga Karena Tabrak Lari

Regional
4.500 Kader Semarakkan Jambore PKK Tingkat Kota Pekanbaru, Tampilkan Inovasi Kartini Masa Kini

4.500 Kader Semarakkan Jambore PKK Tingkat Kota Pekanbaru, Tampilkan Inovasi Kartini Masa Kini

Regional
Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Regional
9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

Regional
Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com