Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSU di TPS Cirebon, Pemilih Turun 39 Persen, KPPS Panggili Pakai Pengeras Suara

Kompas.com - 24/02/2024, 13:47 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - "Bagi warga yang sudah memiliki undangan, ditunggu kehadirannya untuk pemilihan ulang, ditunggu kehadirannya sampai pukul 13.00 WIB."

Suara Yanto, seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 02 Kelurahan Kesambi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat, nyaring terdengar, Sabtu (24/2/2024).

Dengan menggunakan pengeras suara, Yanto mengulang-ulang imbauan bagi warga setempat untuk menggunakan hak suaranya dalam pemilihan suara ulang.

Baca juga: Penyebab Pemungutan Suara Ulang di TPS Menteng, KPPS Salah Berikan Surat Suara ke Pemilih Tambahan

Sudah lebih dari sepuluh kali Yanto mengumumkan ajakan bagi warga untuk mencoblos. Pantauan Kompas.com di lokasi, sampai pukul 09.00 WIB, TPS masih cenderung sepi. Lebih-lebih jika dibandingkan momen pencoblosan 14 Februari 2024 lalu pada jam yang sama.

Jumlah pemilih menurun

Kondisi perubahan antusias warga terhadap pemilihan suara ulang juga dibenarkan oleh Ketua KPPS di TPS 02, Muhamad Ramdhani.

Salah satunya lantaran pencoblosan pertama pada 14 Februari 2024 diberlakukan libur serentak.

"Iya. Kalau kemarin jam segini, warga sudah banyak yang datang, sampai kita KPPS kewalahan. Ini masih sepi, semoga setelah diworo-woro pakai toa semakin ramai, yang kerja juga bisa izin siang hari nanti," kata Ramdhani saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (24/2/2024).

Baca juga: Suasana Pemungutan Suara Ulang di TPS 043 Menteng, Warga Antre Tunggu Giliran Nyoblos

Petugas KPPS, sambung Ramdhani, telah mengirimkan surat undangan kepada seluruh DPT untuk mengikuti PSU.

Namun, sebagian besar warga merespons dengan kebingungan soal pemungutan suara ulang. Petugas KPPS pun harus menjelaskan mengenai prosedur PSU.

Ramdhani menjelaskan, proses pencoblosan di TPS 02 pada 14 Februari kemarin dinyatakan salah prosedur. Petugas KPPS memberikan izin mencoblos kepada sebanyak 18 Daftar Pemilih Khusus (DPK) yang tidak menunjukkan syarat lengkap, namun tetap dapat mencoblos.

"Kesalahan yang terjadi di TPS 02 , DPK pemilih yang bukan dari daerah, kita berikan hak suaranya sebanyak 18 orang. Mereka hanya mencoblos satu surat suara pemilih presiden saja," tambah Ramdhani.

Atas dasar itu, PSU yang dilakukan pada kali ini hanyalah untuk satu surat suara, yakni presiden dan wakil presiden

Baca juga: Tetap Semangat “Nyoblos” meski Ada Hasil Hitung Suara KPU, Warga: Ini Pengalaman Pertama

Berdasarkan data KPPS, jumlah pemilih saat PSU mengalami penurunan dibandingkan saat pencoblosan pertama pada 14 Februari 2024.

Jumlah pemilih yang memberikan suara saat pemungutan suara ulang adalah 135 orang. Sedangkan pada 14 Februari 2024 lalu ada 221 orang. Dengan kata lain jumlah penurunan pemilih mencapai 39 persen.

"Turun 86 pemilih dibanding pencoblosan sebelumnya," kata dia.

5 TPS

Hasan Basri Komisioner KPU Kota Cirebon, menyampaikan KPU Kota Cirebon melakukan pemungutan ulang suara di lima TPS yaitu TPS 02 dan TPS 027 di Kecamatan Kesambi, TPS 05, TPS 08, dan TPS 017 di Kecamatan Kejaksan.

Hasan menjelaskan tiap TPS memiliki kasus salah prosedur yang berbeda-beda sehingga tidak seluruh surat suara di ulang. 

TPS 02 hanyalah surat suara presiden dan wakil presiden, TPS 05, 08, dan 017 empat surat suara kecuali presiden dan wakil presiden. Satu TPS 027 kelima surat suara dilakukan PSU.

"Hanya satu TPS yang melakukan PSU lima surat suara yakni 027. Selebihnya bergantung pada kasus masing-masing," jelas Hasan.

Hasan yang telah memantau pelaksanaan PSU di masing-masing tempat, mengakui menurunnya jumlah partisipasi pemilih di tiap PSU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com