Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Istri Hanya Dapat 4 Suara, Suami Caleg di Jambi Aniaya Ketua RT dan Anggota KPPS

Kompas.com - 15/02/2024, 18:44 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - RM, seorang suami di Jambi mengamuk karena istrinya, RWA, yang menjadi caleg PKN hanya mendapatkan empat suara di tempat pemungutan suara (TPS) di Kelurahan Payo Lebar.

Peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Ada dua korban yakni Ketua RT 31 dan anggota KPPS 23.

Penyelenggara di tingkat kecamatan yang tak mau disebutkan namanya mengatakan RM mengamuk dan mendatangi rumah ketua RT.

“Iya betul, suaminya inisial RM. Tidak terima istrinya yang caleg PKN hanya mendapat tiga suara. Padahal istrinya besar dan lahir di lingkungan TPS," ujarnya, Kamis (15/2/2024).

Baca juga: Banyak TPS Terkena Banjir di Kota Jambi, Warga Pergi Coblos Pakai Perahu

Ia mengatakan RM yang datang bersama delapan orang lainnya sempat ribut dengan ketua RT. Keributan tersebut sempat dilerai oleh salah satu anggota KPPS.

Namun anggota KPPS yang berinisial H tersebut justru diserang RM dengan kayu hingga tangannya patah. Sementara Ketua RT menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan.

"Untuk KPPS yang luka dan patah tangan bernama Hariyanto, petugas TPS 23 nomor 7. Saat ini tidak dirawat di rumah sakit, hanya istirahat di rumah. Dan ketua RT tersebut menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan," jelasnya.

Ketua KPU Kota Jambi, Deni Rahmat mengaku telah mendengar hal tersebut dan segera menggelar rapat dengan anggota KPU serta pemegang anggaran terkait bantuan dana bagi KPPS.

“Ini insiden, jadi akan dibahas lebih lanjut. Belum tahu akan ada anggaran atau tidak, tunggu hasil rapat,” ujarnya.

Baca juga: 21 TPS Rawan Banjir di Jambi Direlokasi, Warga Siapkan Perahu

Menanggapi hal tersebut, Kapolresta Jambi Kombes Pol Eko Wahyudi membenarkan kejadian tersebut, dan saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut.

"Benar, laporannya ada, nanti kami periksa saksi dulu dan biarkan anggota bekerja di lapangan," kata Eko, Kamis (15/2/2024).

"Yang jelas kepolisian tengah bekerja saat ini. Untuk korban ada 2 orang, salah satunya anggota KPPS dan sedang kita dalami. Sementara laporan sudah masuk ke Polresta," tambah dia.

Sementara itu Camat Jelutung Hartono mengatakan ketua RT yang menjadi korban sempat berbincang dengan massa yang datang ke TPS.

"Benar memang ada terjadi keributan. Karena ada beberapa orang datang ke TPS. Dan TPS tersebut langsung menghubungi pak RT saat itu Pak RT lagi tidur, namun setelah mendengar ada keributan beliau langsung bangun dan turun," kata Hartono. Kamis (15/2/24)

Baca juga: H-2 Pemilu, 18.272 Pemilih Pemula di Jambi Belum Rekam e-KTP

Dia menyebut saat ketua RT yang menjadi korban kemudian dipukul di bagian kepala.

"Setelah satu jam setengah di rumah sakit, pak RT sudah diperbolehkan untuk pulang. Ada 2 korban, satu tangan dan kedua kepalanya," tutupnya.

PKN Provinsi Jambi angkat suara

Sekretaris Pimda PKN Provinsi Jambi, Eko Harwanto angkat bicara soal keributan yang terjadi di TPS 23 RT 31 Payo Lebar, Kecamatan Jelutung Kota Jambi.

Berdasarkan keterangan dari Eko, kejadian terkadi pada pukul 00.00 WIB saat penghitungan suara di TPS 23.

Saat itu pimpinan PKN Provinsi Jambi beserta rekan tim sukses yang berjumlah 5 orang datang ke TPS 23. Mereka mendapatkan informasi jika suara caleg PKN, RWA adalah 0 atau kosong.

Menurut Eko, Ketua Pimda PKN Jambi sempat mendatangi petugas KPPS TPS 23 dan bertanya baik-baik. Benar saat itu hanya ada 4 suara untuk caleg RWA.

Baca juga: Sumur Minyak Ilegal di Hutan Lindung Jambi Meledak, 1 Orang Tewas

Merasa tidak puas, Ketua Pimda melontarkan kata-kata masalah adanya dugaan politik uang dari caleg tertentu (lawan politik).

Hingga akhirnya terjadi keributan. Tm caleg yang dituduh melakukan money politic menyerang Ketua Pimda PKN dengan benda tumpul.

Menurut Eko, pimpinan PKN terluka di kepala dan tubuhnya lebam karena diinjak-injak oleh penyerang.

Melihat kejadian ini, rekan-rekan Ketua Pimda PKN Jambi bereaksi melindungi ketua dan menariknya. Lalu Ketua Pimda PKN kembali ke TPS 16 dekat rumahnya. Sesampainya di lokasi TPS 16, ketua Pimda rencananya akan dibawa ke RS.

"Tidak berapa lama datang orang-orang dari P (ketua RT), mengejar lagi Ketua Pimda membawa senjata besi dan masuk ke dalam TPS memaki-maki dan mengancam akan membunuh ketua Pimda," kata Eko.

Baca juga: Gara-gara Uang Rp 100.000, Ketua KPPS di Tablong Dianiaya Saat Menghitung Suara Pemilu

Ia mengatakan kejadian tersebut juga disaksikan semua orang di TPS 16. Karena merasa terancam, Ketua Pimda kembali berlari menyelamatkan diri dan dibawa ke RS DKT untuk mendapatkan pertolongan pertama.

"Selanjutnya kami membuat laporan polisi ke Polresta Jambi. Saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian atas kejadian tersebut,” ungkap Eko.

Ia mengatakan yang menjadi perhatian adalah penghitungan suara yang seharusnya berurutan dari Capres, DPR-RI, DPD-RI, DPRD Provinsi, terakhir DPRD Kota dan adanya bukti foto bahwa telah terjadi money politic di TPS RT 31 tersebut.

"Ini justru dilanggar oleh pihak KPPS, dengan perhitungan suara DPRD Kota yang didahulukan," tutupnya.

Baca juga: Curi Motor Petugas KPPS yang Sedang Menghitung Suara, Pegawai Pabrik Ditangkap

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Keributan di TPS 23 Payo Lebar Kota Jambi Libatkan Partai Politik, Ini Klarifikasi PKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com