Raffles beralasan bahwa Lampung bukan jajahan Belanda. Saat itu, Raffles hanya menduduki daerah Semangka.
Penguasaan Lampung oleh Belanda baru terjadi setelah Raffles meninggal Lampung.
Pada tahun 1829, ada residen Belanda yang ditunjuk untuk menduduki Lampung.
Para penguasa Lampung tidak henti-hentinya melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Radin Inten merupakan salah tokoh yang melawan Belanda.
Raden Inten tidak mematuhi persetujuan dengan Belanda, yang antara lain berisikan pemberian bantuan keuangan dari Belanda dan larangan melakukan perluasan wilayah.
Baca juga: 5 Upacara Adat Lampung, Salah Satunya Ruwat Bumi
Pada tahun 1825, Belanda pernah memerintahkan Leilever untuk menangkap Radin Inten.
Upaya tersebut tidak berhasil. Radin Inten dengan cerdik menyerbu benteng Belanda dan membunuh Leilever serta anak buahnya.
Lemahnya kekuatan Belanda saat itu juag dikarenakan Belanda tengah menghadapi Perang Diponegoro (1825-1830).
Sehingga Belanda tidak dapat berkonsentrasi melawan Radin Inten.
Pada tahun 1825, Radin Inten meninggal dunia dan digantikan oleh putranya yang bernama Radin Imba Kusuma.
Belanda melakukan perlawanan terhadap Radin Imba Kusuma setelah selesai Perang Diponegoro.
Pada tahun 1833, Belanda belum berhasil menduduki benteng Radin Imba Kusuma.
Pada tahun 1834, setelah asisten residen diganti oleh perwira militer, Belanda dengan kekuatan penuh baru dapat menguasai benteng Radin Imba Kusuma.
Radin Inten Kesuma kemudian menyingkir di daerah Lingga, namun penduduk setempat kemudian menangkap dan menyerahkan ke Belanda.