Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar SMA Pemilih Pemula di Semarang Bicara Pemilu, Butuh Pemimpin yang Mau Dialog dan Punya Gagasan

Kompas.com - 08/02/2024, 12:40 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

"Biasanya update di Twitter, kalau ada salah satu paslon yang kena fitnah, terus dibuktikan dengan fakta dari berita, terus dibaca. Ngikutin perkembangan politik yang sengit karena jadi kebongkar semua sifat capres-cawapresnya. Aku ngikutin debat (capres-cawapres) dan semakin yakin sih karena calon yang saya pilih itu intelek," ungkap Sarah.

Begitu pula Yaseer dan Alfan, mereka juga kerap menonton konten debat dan hasil cek fakta dari materi debat.

Keduanya juga mengikuti serangkaian peristiwa yang menjadi perdebatan di kalangan pendukung masing-masing paslon.

"Akhir-akhir ini saya melihat berita tentang presiden yang menunjukkan kalau beliau kurang netral. Ada juga paslon yang memutuskan untuk mundur dari jabatan menteri dan (mengikuti) kampanye capres-cawapres di daerah di Indonesia," beber Yaseer.

Yaseer berpendapat, penting bagi pemilih pemula untuk memahami gagasan paslon dengan basis data.

Yakni melalui rekam jejaknya, visi misinya, hingga prestasinya. Bahkan dia juga mengecek latar belakang paslon maupun parpol serta kebijakannya melalui bijakmemilih.id.

Yakni platform gerakan independen yang dibuat agar masyarakat bisa membuat pilihan politik berdasarkan informasi yang berkualitas.

Baca juga: Ahok Sebut Megawati Jalankan Sistem Meritokrasi dengan Memilih Ganjar-Mahfud

 

"Kita harus jadi pemilih rasional, bukan emosional. Kalau hanya mengedepankan emosional tanpa membaca data, seperti kata Bu Menkeu Sri Mulyani, kita akan mudah dihasut, digiring, dan diprovokasi," tutur Yaseer.

Meski sesekali menikmati konten berita politik yang dibalut hiburan atau politainment, ketiganya senada bila dalam menenetukan pemimpin perlu didasari data dan pertimbangan yang rasional.

Yaseer dan Alfan berharap, konten informasi faktual berdasarkan data lebih banyak mendominasi jagad media sosial.

Sehingga, masyarakat tidak terpolarisasi konten yang hanya berdasar asumsi dan menimbulkan perpecahan hanya karena perbedaan pilihan.

"Butuh informasi yang valid dan berdasar data agar tidak menyebabkan hoaks di mana-mana. Serta tidak terjadi politik pecah belah di masyarakat Indonesia," tandas Alfan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Regional
Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com