KUPANG, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memuji Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang telah menjalankan sistem meritokrasi di Indonesia.
Meritrokasi merupakan sistem politik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial.
Hal itu, kata Ahok, ditunjukan Megawati dengan memberikan kesempatan kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjadi calon presiden dan wakil presiden melalui PDI-P.
Padahal, kata Ahok, ada Puan Maharani yang merupakan putri Megawati yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk menjadi calon presiden.
Baca juga: Saat Alam Ganjar Racik Kopi Bersama Barista Penyandang Disabilitas di Kupang...
Namun, di tengah jalan, kader PDI-P menghendaki Ganjar Pranowo menjadi calon presiden.
Begitu juga sebelumnya, Megawati memberikan kesempatan kepada Joko Widodo selama dua periode memimpin Indonesia.
"Partai kalau tidak mau ditinggal, maka anda harus menjalankan meritokrasi. Ibu Megawati paham soal itu," kata Ahok, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (7/2/2024) malam.
Ahok mengatakan, sejak PDI-P masih menjadi PNI Nawacita belum sempat dijalankan oleh Bung Karno karena ditahan, agresi militer dan lain-lain.
Kemudian, pada tahun 1959 saat kondisi Indonesia mulai stabil, namun tahun 1965 Bung Karno dilengserkan.
Ketika Megawati menjadi Presiden juga belum sempat menjalankan program Nawacita karena terpotong Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat selama 10 tahun.