Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Megawati Jalankan Sistem Meritokrasi dengan Memilih Ganjar-Mahfud

Kompas.com - 08/02/2024, 08:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memuji Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang telah menjalankan sistem meritokrasi di Indonesia.

Meritrokasi merupakan sistem politik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial.

Hal itu, kata Ahok, ditunjukan Megawati dengan memberikan kesempatan kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjadi calon presiden dan wakil presiden melalui PDI-P.

Padahal, kata Ahok, ada Puan Maharani yang merupakan putri Megawati yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk menjadi calon presiden.

Baca juga: Saat Alam Ganjar Racik Kopi Bersama Barista Penyandang Disabilitas di Kupang...

Namun, di tengah jalan, kader PDI-P menghendaki Ganjar Pranowo menjadi calon presiden.

Begitu juga sebelumnya, Megawati memberikan kesempatan kepada Joko Widodo selama dua periode memimpin Indonesia.

"Partai kalau tidak mau ditinggal, maka anda harus menjalankan meritokrasi. Ibu Megawati paham soal itu," kata Ahok, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (7/2/2024) malam.

Ahok mengatakan, sejak PDI-P masih menjadi PNI Nawacita belum sempat dijalankan oleh Bung Karno karena ditahan, agresi militer dan lain-lain.

Kemudian, pada tahun 1959 saat kondisi Indonesia mulai stabil, namun tahun 1965 Bung Karno dilengserkan.

Ketika Megawati menjadi Presiden juga belum sempat menjalankan program Nawacita karena terpotong Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat selama 10 tahun.

 

Saat Jokowi menjalankan 10 tahun Nawacita, kata Ahok, itu yang harus dilanjutkan.

"Supaya kita lihat bahwa Nawacita ini bukan khayalan," kata Ahok.

"Tentu yang paling mendekati itu siapa? Ya silahkan masyarakat putuskan. Kalau soal ada keributan, ada tuntutan segala macam saya kira saya bukan bidangnya. Saya bukan orang hukum, saya juga tidak mau campurin," sambung dia.

Meski begitu, sebagai kader PDI-P, Ahok menyayangkan jika pekerjaan Joko Widodo selama 10 tahun tidak dilanjutkan terutama Nawacita.

Baca juga: Besok, Megawati dan Ganjar-Mahfud Hadiri Hajatan Rakyat di Banyuwangi

Karena itu, jika Ganjar Pranowo terpilih, lanjut dia, mungkin 10 atau 20 tahun rakyat Indonesia akan melihat bahwa Nawacita itu bukan khayalan.

Menurutnya, revolusi mental juga bukan khayalan, namun ada sebuah proses yang dijalankan secara simultan dan bertahap, serta berkelanjutan.

Sehingga Ahok memastikan dukungan penuh bagi Ganjar-Mahfud

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com