"Jadi guru membantu orang di dunia pendidikan, kalau saya terpilih di DPRD tentu bisa membantu masyarakat di banyak bidang dengan kebijakan. Ini kan sama membantu, tapi cakupannya lebih luas," ungkap dia.
Bagus mengatakan, pengalamannya menjadi guru, berguna saat dirinya bertemu konstituen.
"Yakni saat berbicara di depan masyarakat, saya lebih percaya diri, kan guru harus mengerti psikologi murid, sekarang bedanya di masyarakat dengan umur yang beragam," paparnya.
"Saya juga tetap harus membaca. Dulu membaca untuk mengajar, sekarang membaca persoalan dan mencarikan solusi, seperti stunting, persoalan administrasi kependudukan, kesehatan masyarakat, dan masalah lain," kata lulusan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini.
Baca juga: Banjir Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM...
Setelah satu tahun meninggalkan pekerjaan sebagai guru, Bagus mengakui ritme hidupnya berubah.
"Dulu berangkat ke sekolah, pukul 16.00 WIB sudah pulang. Sekarang tidak mengenal jam, pagi berangkat malam baru pulang. Sampai di rumah, ada konstituen dan kader yang bertamu," terangnya.
"Tentu ada protes, waktu untuk keluarga menjadi berkurang. Tapi ini pengorbanan dan perjuangan yang harus dilakoni, agar meraih kemenangan di pemilu nanti," kata Bagus.
Baca juga: Soal Klaim Gibran Getarkan Kandang Banteng di Jateng, Ganjar: Hati-hati Ketanduk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.