Salin Artikel

"Resign" dari PNS dan Tinggalkan Jabatan Wakil Kepala Sekolah, Bagus Mantapkan Jadi Caleg

Jaminan kesejahteraan hingga masa tua menjadi alasan utamanya. Namun, tidak demikian dengan Bagus Suryokusumo (37).

Bagus rela meninggalkan segala kemapanan menjadi PNS demi mengejar cita-citanya.

Meski banyak pergolakan, Bagus resign menjadi abdi negara yang telah dilakoninya selama 11 tahun.

Dia kemudian memilih menjadi calon anggota legislatif DPRD Dapil Jateng 2 melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan nomor urut 2.

Bagus selama menjadi PNS, mengabdikan diri sebagai guru.

Awalnya pada 2011, dia mengajar di SMK Negeri 2 Sragen selama enam tahun dan selanjutnya pindah ke SMK Negeri Jateng dengan jabatan terakhir Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

"Saya resmi mundur sebagai PNS pada Oktober 2022 untuk mengikuti proses pencalegan di PDI-P," terangnya, Jumat (2/2/2024).

Diakuinya, tak mudah menentukan pilihan mundur menjadi PNS dan maju menjadi caleg. Tantangan utama datang dari keluarga.

"Tentu dari istri itu yang paling menentang saat saya sampaikan ingin maju caleg. Banyak pertimbangan, sayang atau eman-eman, sudah PNS malah ingin resign," kata Bagus.

Ingin bermanfaat untuk orang banyak

Dia lalu meyakinkan istri dan keluarga besarnya bahwa menjadi anggota legislatif adalah pilihan yang harus diperjuangkan.

"Prosesnya butuh lama juga itu, saya selain meyakinkan keluarga, juga sekaligus berkeliling ke dapil, ketemu teman dan masyarakat, sampaikan ingin maju di Pemilu 2024," ujarnya.

Hingga akhirnya, istrinya menyatakan setuju dengan keputusan Bagus.

"Setelah dapat restu itu, saya langsung bergerak cepat dan semakin meluaskan jaringan konstituen, baik yang berbasis kemasyarakatan atau komunitas, seperti petani, nelayan, atau peternak," kata dia.

Menurut Bagus, pertimbangan utama menjadi caleg adalah karena dia ingin hidupnya bermanfaat untuk orang banyak.

"Jadi guru membantu orang di dunia pendidikan, kalau saya terpilih di DPRD tentu bisa membantu masyarakat di banyak bidang dengan kebijakan. Ini kan sama membantu, tapi cakupannya lebih luas," ungkap dia.

Bagus mengatakan, pengalamannya menjadi guru, berguna saat dirinya bertemu konstituen.

"Yakni saat berbicara di depan masyarakat, saya lebih percaya diri, kan guru harus mengerti psikologi murid, sekarang bedanya di masyarakat dengan umur yang beragam," paparnya.

"Saya juga tetap harus membaca. Dulu membaca untuk mengajar, sekarang membaca persoalan dan mencarikan solusi, seperti stunting, persoalan administrasi kependudukan, kesehatan masyarakat, dan masalah lain," kata lulusan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini.

Ritme hidup berubah

Setelah satu tahun meninggalkan pekerjaan sebagai guru, Bagus mengakui ritme hidupnya berubah.

"Dulu berangkat ke sekolah, pukul 16.00 WIB sudah pulang. Sekarang tidak mengenal jam, pagi berangkat malam baru pulang. Sampai di rumah, ada konstituen dan kader yang bertamu," terangnya.

"Tentu ada protes, waktu untuk keluarga menjadi berkurang. Tapi ini pengorbanan dan perjuangan yang harus dilakoni, agar meraih kemenangan di pemilu nanti," kata Bagus.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/03/100000578/resign-dari-pns-dan-tinggalkan-jabatan-wakil-kepala-sekolah-bagus-mantapkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke